Kamis, 06 April 2017

Somad Dan Rohim Bertemu Kembali Sejak 4 Tahun Berpisah (Kisah Gay Indonesia Era 80an) #4

Berbeda dengan Somad, kehidupan Rohim ternyata lebih beruntung. Setelah dirinya pulang kampung di desa Waru Timur Pamekasan, rumah orang tuanya. Setelah lumayan lama menganggur akhirnya ia mencoba keberuntungan menjadi penunggang kerapan sapi saat lomba 17 Agustus-an. Kemeriahan tradisi karapan sapi sangat riuh saat itu. Beberapa pemuda lokal saling unjuk aksi menunggang dua ekor sapi yang melaju kencang di atas hamparan sawah yang usai dibajak. Diantara pemuda-pemuda Madura tersebut salah satu penunggangnya adalah Rohim. 

Rohim memenangkan pertandingan lomba karapan sapi pada 17 Agustusan tersebut. Semua bersorak saat Rohim menungganginya dengan gagahnya. Termasuk Umi gadis desa 17 tahun putri perawan Haji Toha yang ternyata sudah lama menaruh perasaan kepada Rohim. Haji Toha sangat bangga dengan penampilan Rohim yang sangat gagah menunggang 2 ekor sapi jantan miliknya. Sebelumnya ia sudah mendeklarasikan sayembara di podium perlombaan di tepi sawah. Haji Toha membuat sayembara di awal pertandingan, bahwa siapapun yang memenangkan pertandingan akan dijodohkan dengan Umi putri keempatnya. Seluruh peserta tepuk tangan sambil bersuit-suit. 

Visi Rohim bukan untuk menjadikan Umi sebagai calon istrinya, namun ia memang menginginkan memenangkan pertandingan untuk menjadi juara kerapan sapi yang sangat dibanggakannya. Namun ketika mendengar sayembara dari Haji Toha, ia tak masalah dijodohkan dengan Umi. Sepertinya orang tua Rohim juga setuju dapat berbesan dengan Haji Toha.

Setelah tahu pemenang kerapan sapi, Haji Toha sangat bangga kepada Rohim dan ia menginginkan Rohim bisa menjadi suami untuk anaknya. Haji Toha tidak mempermasalahkan bagaimana kondisi perekonomian keluarga Rohim yang miskin, karena di desa Waru memang masyarakatnya mayoritas masih miskin. Namun di mata Haji Toha, Rohim adalah lelaki sejati yang dapat memacu 2 ekor sapi jantan dengan gagah dan suatu saat Rohim pasti akan sukses jika dapat menekuni bakat terpendamnya. Apalagi Umi putri gadisnya juga tampak menyukai Rohim.

"Wah benar-benar hebat pemuda itu, bagaimana pendapatmu Mi?" Tanya Haji Toha kepada Umi yang duduk di atas podium.

"Mas Rohim memang gagah Bah! Umi kagum melihatnya." Ujar Umi malu-malu.

"Apa kamu mau Abah kenalkan kamu dengan Rohim?" 

"Hmmm mau Bah..." ujar Umi semakin malu dengan suara lembutnya.

Usai melakukan perayaan kemenangan, Rohim dipersilahkan menaiki podium bersama Haji Toha. Haji Toha tak henti-hentinya memuji-muji kehebatan Rohim dari atas podium. Kali ini Haji Toha dengan ikhlas mempersilakan Rohim untuk berkenalan dengan Umi yang duduk di kursi kayu dengan dudukan terbuat dari spons di atas podium. Rohim menghampiri Umi malu malu, begitu pula dengan Umi. Seluruh masyarakat termasuk teman-teman Rohim bersorak dan bersuit-suit menyoraki pasangan baru di desanya yang sedang asik duduk berdua berbincang di atas podium dengan suguhan buah-buahan seperti pisang, pepaya, jeruk, semangka, dll serta seceret teh dan kopi, dan se-pack rokok dji sam soe. Kesempatan yang sangat diidam idamkan oleh pemuda desa Waru Timur.

Sementara Rohim dan Umi berbincang-bincang ringan, Haji Toha lalu menutup acara dengan suguhan Pencak Dor (tarung bebas) di panggung depan podium utama. Kendang, Gong, terompet pencak serta berbagai alat musik tradisional lainnya mulai berkumandang. Berbagai atlet petarung siap-siap gasak di atas panggung. Perhatian penonton mulai beralih ke panggung arena Pencak Dor. Semua saling menyoraki jagoan masing-masing. Bahkan tak jarang ada yang beradu taruhan. Rohim beserta keluarga Haji Toha pulang dengan naik delman pribadi milik Haji Toha kerumahnya untuk melanjutkan perbincangan lebih serius. Walaupun sang empunya hajatan yaitu rombongan Haji Toha sudah pulang, tapi Pencak Dor semakin memanas. Kini bukan atlet saja yang tanding. Seluruh masyarakat yang didominasi oleh laki laki turut andil memeriahkan acara. Panitia mengkategorikan dari kelas usia, berat badan, serta tinggi badan, siapapun yang memenuhi syarat akan diadu di atas panggung dengan lawan yang seimbang. Malam itu di salah satu lahan persawahan dekat lapangan Waru Timur sangat memanas, penuh darah, keringat, serta raungan suara lelaki-lelaki ganas.

Gambar Illustrasi, Sumber Twitter @pengagumlelaki

***

Tak lama kemudian Rohim dan Umi menikah, mereka sudah saling cocok satu sama lain, para besan juga sudah mulai akrab. Pesta 3 hari 3 malam diselenggarakan di halaman rumah Haji Toha. Panggung kuade manten dihias lebih meriah. Tari ular dengan musik India melengkapi kemeriahan pesta pernikahan Rohim dan Umi. 

Malam pertama Rohim dan Umi pun berjalan lancar. Rohim tampaknya sudah menemukan jalan barunya untuk melangkah ke depan. Ia melakukan malam pertama dengan Umi dilakukan sangat lancar. Rohim tak merasa bahwa dirinya dahulunya adalah pemuda homo penyuka sesama jenis, ketika sudah menikah, hormon testosteron nya meningkat hingga dengan alami ia menjadi lelaki sejati di hadapan Umi. 

3 bulan setelah pernikahan Umi mengandung anak Rohim yang pertama kalinya. 9 bulan kemudian anak Rohim dan Umi lahir dengan jenis kelamin laki-laki. Keluarga Haji Toha sangat bahagia atas kelahiran cucu pertama dari putrinya Umi dengan suaminya Rohim. Tentu saja Haji Toha lebih menaruh perhatan kepada keluarga Rohim dan Umi yang telah memberikannya cucu, dibandingkan dengan ketiga abang dan kakak Umi yang tak kunjung mendapat momongan. Dua pasang sapi limusin di berikan cuma cuma kepada keluarga Rohim dan Umi dari Haji Toha sebagai rasa syukur menyambut cucu pertamanya. Dua pasang sapi yang diberikan kepada Rohim tersebut kemudian diternak oleh Rohim agar beranak pinak. Selain itu Haji Toha juga memberikan hadiah satu unit Vespa terbaru yang datang dari Surabaya untuk mobilisasi Umi dan Rohim dari rumahnya ke rumah Haji Toha. Hal tersebut dimaksudkan agar kelak keluarga Haji Toha lebih dapat sering-sering menimang cucu pertamanya tersebut. 

Tiga tahun kemudian ternak sapi sudah melahirkan 6 anak sapi limusin. Kini semua yang mengurus bisnis adalah Umi karena dia mempunyai bakat bisnis turunan dari Abahnya Haji Toha. Umi memainkan bisnisnya dengan berhasil, ia menjual satu anak sapi yang hasilnya untuk menggaji buruh untuk mencarikan rumput ternaknya serta membersikhan kandangnya. Sementara Rohim lebih suka bermain main, setiap hari ia selalu berkunjung ke rumah mertua Haji Toha menggunakan vespa yang hanya berjarak 10 km dari rumahnya. Ia berkunjung selalu membawa Hadi putra pertamanya yang sudag berusia 3 tahun, karena Haji Toha sangat ramah jika Rohim membawa Hadi. Seharian penuh keluarga Haji Toha menimang Hadi tidak keberatan sama sekali. Sementara Rohim lebih suka bermain main dengan sapi acuan milik Abah mertuanya tersebut. Jika musim panen ia selalu mencoba memacu sapi pacuan milik Haji Toha saat sawah sedang dibajak. Haji Toha tidak mempermasalahkan Rohim yang hanya bersenang senang dengan fasilitas yang ia miliki, yang penting bagi keluarga Haji Toha, Hadi cucu pertamanya adalah permata bagi Haji Toha sekeluarga. Begitu pula dengan Umi yang juga tidak memperdulikan hobi Rohim yang bersifat hura hura, asal Rohim tidak selingkuh, merawat Hadi dengan baik, serta menjalin komunikasi keluarga dengan baik itu saja sudah cukup. Umi juga bersyukur mempunyai suami seperti Rohim yang tidak mengekang dirinya untuk bebas mengembangkan bakat bisnisnya, karena sangat jarang sekali tahun 80an ada suami yang pemikirannya lebih modern dan tidak hanya memposisikan istri sebagai ibu rumah tangga yang kerjaanya seperti babu di rumah.

***

Kehidupan Rohim sangat beruntung, walaupun ia tidak tamat sekolah tinggi namun ia berhasil menjadi bagian dari keluarga Haji Toha yang kaya raya di seluruh desa. Pagi itu Rohim mengendarai vespanya menuju ke Kali Anget pergi ke tempat juragannya dahulu saat masih perjaka. Ia tiba-tiba ingat dengan Somad pemuda kampung yang pernah ia cintai.

Setelah sampai di toko milik juragan udang di Kali Anget, ia meminta data alamat Somad teman akrabnya yang dulu pernah bekerja di sana bersamanya. Walaupun ia sudah tak berurusan dengan juragan namun ternyata sang juragan masih ikut campur dengan orientasi seksual Rohim. Juragan ingat betul jika mantan pekerjanya ada yang menyimpang seksualnya. Juragan selalu menyebut-nyebut "ohh kamu itu yang suka ngentot sama laki itu ya hahaha". Rohim ingin sekali rasanya menonjok mulutnya sampai rontok gigi juragan tersebut, namun ia harus tahan. Rohim harus bisa mendapatkan informasi tentang Somad dari juragan tersebut. Tak lama kemudian sang juragan bersedia berbagi informasi alamat Somad. Segeralah pulah Rohim ketika informasi sudah didapat, ia sudah muak dengan olok-olok juragan itu, daripada lama-lama di sana malah bisa bisa kena masalah karena merontokkan gigi juragan tersebut yang mulutnya nyinyir, begitu pikir Rohim.

Rohim segera pergi ke kantor pos untuk mengirim surat kepada Somad.

"Kepada Somad, aku akan berkunjung ke rumahmu hari rabu 4 April minggu depan, segera jawab surat balasan ini jika kau menyetujuinya. kirimkan ke alamat rumahku Desa Waru Rt5/6 kec Waru Timur, Pamekasan. Dari sahabat lama mu. Rohim."

***

Istri Somad Siti menerima surat untuk kedua kali dari pak pos yang sudi datang ke rumah terpencilnya. Ia ingin sekali membuka namun surat itu bukan miliknya tapi milik Somad. Somad pulang ke rumah mungkin 3 hari lagi. Ia menyimpan baik-baik surat tersebut di lemari kaca usangnya. 

Somad pulang pada hari sabtu. Siti langsung memberi tahu kalau dirinya dapat kiriman surat yang belum tahu isinya dari siapa. Somad yang lelah baru saja datang ke rumah dengan mengendarai sepeda kumbangnya langsung membuka surat tersebut. Walaupun ia dan istrinya kurang bisa membaca akhirnya Somad meminta bantuan kepada pemuda di desa sebelah untuk membacakan suratnya. Ia segera mencari bantuan kepada siapapun yang bisa membacakan suratnya. Dengan mengendarai sepeda kumbangnya, ia meminta kepada anak-anak SD sepulang sekolah yang kelihatanya pandai membaca. Setelah dibacakan dan ternyata surat tersebut dari Rohim, ia langsung sumringah. Capek-capek serta perut lapar di tubuh Somad langsung hilang ia langsung pergi ke kantor pos kecamatan untuk membalas surat dari Rohim. Ia meminta bantuan kepada petugas kantor pos untuk membalaskan surat. 

"Aku sangat senang sekali kamu mengabariku. Datanglah ke rumahku hari rabu 4 April mendatang, aku menunggumu. Somad."

Rasa lelah bekerja Somad langsung hilang padahal ia bolak balik kecamatan-rumah 2 kali dengan menunggangi sepeda kumbang, namun rasa rindu dapat menentramkan hati dan ingin segera bertemu. Somad pulang ke rumah dengan senyum sumringah ternyata sahabat lamanya akan datang minggu depan. Besok senin ia akan ijin ke pak mandor bahwa ia libur bekerja dahulu selama sehari. Ia tak masalah dipotong gaji harian asalkan ia dapat menemui Rohim sahabatnya. 

***

Rohim menerima surat balasan sehari sebelum tanggal yang ditentukan. Ia sangat senang ternyata sahabatnya Somad juga masih sama merindukan. Ia segera berkemas mempersiapkan uang serta vespa yang dipakai untuk besok berkunjung ke rumah Somad.

Hari itu rabu 4 april telah tiba. Rohim mengendarai vespanya menuju ke alamat rumah Somad di desa Gedang Kecamatan Banyu Putih. Perjalanan yang sangat jauh berpuluh -puluh kilo meter harus ia lewati, namun ia tak gentar karena akan bertemu dengan sahabat lamanya yang juga sama-ssma saling merindukan.

Rohim sudah sampai di rumah Somad sebelum pukul 11 siang. Ia mengklakson rumah Somad dari luar. Somad menengok dari jendela rumahnya. 

Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki

"Rohim sahabatku... kemana saja kamu cong!!" Seru Somad dari jendela rumah lalu keluar menghampiri Rohim.

"Somad sahabatku aku sangat merindukanmu, kau tampak masih sama seperti dulu!!" Sambut Rohim yang beranjak menjemput Somad yang sebelumnya duduk di vespa yang diparkir di halaman rumah.

Somad keluar rumah dari pintu samping. Ia membuka tangannya mengajak Rohim berpelukan di samping rumahnya yang agak tertutup. Rohim segera menghampiri Somad lalu memeluk Somad rapat-rapat. Awalnya pertemuan mereka sangat heboh, namun ketika berpelukan barulah mereka sedikit menyesali tentang keadaan selama ini. Air mata Somad dan Rohim membasahi kornea mata hingga pelupuknya tak sanggup menahan air mata bahagia tersebut saat mereka berpelukan melepas rindu. 

"Kemana saja kamu selama ini Him, sudah 4 tahun Him kita baru bertemu hari ini." Kata Somad sambil memeluk rapat pelepas rindu dengan sahabatnya.

"Ceritanya sangat panjang Mad, aku sangat rindu sekali dengan mu. Tak ku sangka kita dipertemukan lagi setelah 4 tahun berpisah Mad!!" Ujar Rohim yang masih melepas rindu dan tak mau lepas dari pelukan Somad.

Somad tiba-tiba melepaskan pelukannya. Ia menoleh kiri kanan, setelah dirasa aman lalu ia mencium bibir Rohim dengan membabi buta. Begitu pula Rohim yang langsung tanggap cepat dengan situasi tersebut. Mereka seolah tak ingin kecolongan sedetik waktupun. Situasi aman, maka mereka langsung melepas rindu dengan saling berciuman di lorong samping rumah Somad yang sedikit tertutup. Ciuman yang sangat mesra, panas namun berkesan mencuri curi kesempatan karena ciuman tersebut bukan di tambak Lapa Laok. Mereka berciuman saking panasnya hingga bersandar di bambu besar sebagai pasak tiang penyangga rumah Somad. Mereka berciuman sangat membabi buta hingga kaki Rohim lunglai, Rohim hingga tak kuasa bersandar di tiang yang akhirnya ia menjatuhkan diri ke bawah karena ganasnya ciuman Somad dari atasnya yang terus mengikuti kemanapun perginya bibir Rohim.

Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki

Dari sumur di luar rumah Somad, Siti keluar dari padasan sumur dengan kondisi segar selesai mandi. Tanpa sengaja ia melihat suaminya sedang berciuman dengan sahabatnya yang akhir akhir ini sering ia ceritakan padanya. Siti melihat dengan jelas suaminya menciumi mulut sahabatnya tersebut hingga tubuh mereka saling menindih tiduran di tanah samping rumah. Ia sangat syok melihat apa yang dilakukan oleh suaminya tersebut hingga kakinya lemas ingin jatuh pingsan, namun ia menguatkan diri lalu berpaling segera masuk rumah sambil meninggalkan suaminya yang sedang menciumi bibir seorang pria yang tak dikenalnya. Jantung Siti masih berdetak kencang kemudian ia minum banyak air dari kendi agar jantungnya tidak copot akibat degubnya yang seperti ditabuh. Ia mulai tenang setelah minum air dari kendi namun tubuhnya masih lemas hingga tak kuasa berdiri yang akhirnya duduk di kursi kayu yang berada di dapur.

Tiba-tiba Somad masuk ke rumah mempersilakan Rohim sahabatnya duduk-duduk di dalam rumah. Tanpa ada yang disembunyikan, Somad mengenalkan istrinya kepada Rohim. Rohim tersenyum ramah kepada Siti, namun tidak bagi Siti. Siti tampak menaruh curiga kepada Rohim. Tanpa berbasa basi Somad langsung meminta ijin Siti untuk pergi beberapa hari bersama sahabat lamanya. Ia hanya berkeliling kota naik vespa, nonton bioskop, dan berkunjung ke rumah Rohim. Somad berjanji akan membawakan oleh-oleh dari kota untuk Siti dan kedua putrinya Eka dan Ningrum. Siti tak dapat berkata apa-apa, ia juga tak bisa mencegah Somad pergi. Dengan penuh kebimbangan, ia akhirnya mengijinkan Somad pergi ke kota bernostalgia bersama sahabat lamanya.

***

Rohim dan Somad pergi ke kota naik Vespa. Sesampainya di kota, Rohim menyewa salah satu hotel lawas di sisi utara alun alun Sumenep. Pilihan Rohim jatuh pada hotel Merdeka. Setelah check in, Rohim langsung menggandeng tangan Somad lalu ia hempaskan tubuh Somad hingga terbaring di kasur. Tidak lupa setelah itu ia mengunci pintu kamar serta menutup gorden. Rohim menghampiri Somad yang sudah terlentang pasrah di atas kasur. 

"Sudah 4 tahun lebih Mad kita tidak berjumpa, aku sangat merindukanmu Mad. Apakah kamu juga merasakan apa yang aku rasakan?" Ujar Rohim yang duduk di tepi ranjang seraya meremas-remas batang kontol Somad yang mulai tegang namun masih terbungkus celana yang dikenakan.

"Hmm ya Him aku juga merindukanmu... ayo kemarilah sini kita mulai nikmati malam panjang kita berdua saja." Jawab Somad seraya terlentang pasrah, dan membiarkan tangan Rohim meremas-remas kontolnya.

Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki

Rohim memplorotkan celana Somad beserta celana dalamnya. Begitu celana Somad dilucuti, kontolnya langsung mencuat tegang ke atas hingga kepala kontolnya hampir meraih pusarnya. Rohim mengocok kontol Somad sebentar kemudian mengulumnya dengan serakah. Somad sangat menikmati sepongan Rohim hingga ia merem sambil mendongak ke atas seraya tangannya mulai melepas kancing kemejanya satu per satu hingga kemenjanya terbuka. Rohim menghentikan sepongannya lalu merangkak ke atas mencipoki bibir Somad dengan ganas. Ia mencipoki Somad sambil tangannya meraba-raba otot-otot dada dan perut Somad yang kokoh. Sambil berciuman dan bercumbu rayu Rohim mencurahkan isi hatinya yang sangat rindu dan sayang kepada Rohim. Walaupun ia sudah menikah dan dikaruniai satu putra namun hati Rohim tetap menyimpan kenangan manis bersama Somad hingga tak akan ia lupakan seumur hidupnya.

Somad sangat terharu dengan pengakuan Rohim, ia pun merasakan hal yang sama apa yang dirasakan Rohim. Somad juga menyimpan kenangan manis bersama Rohim. Ia merasa bahwa hari itu adalah hari terindah yang belum pernah ia alami seumur hidupnya. Ia ingin menikmati detik demi detik bersama Rohim, hanya berdua saja dengan Rohim. Kemudian Somad menciumi bibir Rohim dengan sangat mesra. Tangannya bekerja melucuti pakaian hingga mereka berdua benar-benar telanjang total. Hawa panas yang keluar bersama ion tubuh membuat tubuh mereka berkeringat deras hingga permainan benar-benar panas. Suasana memuncak dan mereka sudah bergumul dari tadi, kini saatnya melakukan penetrasi penyatuan tubuh. Kontol Somad yang tegak gagah perkasa siap menusuk anus Rohim yang sudah sempit karena lama tak di bobol.

Kontol jumbo Somad yang sudah dilumuri ludah berancang ancang membobol anus Rohim yang gatal berkedut-kedut. Somad memasukkan kontolnya yang agak seret namun dengan seksama kontolnya menembus cincin anus Rohim hingga tenggelam sampai ke pangkal. Blessss…. Rohim tersentak kaget menggelinjang hingga tubuhnya mengejang. Anus Rohim yang sudah lama tidak ditusuk kontol kini rasanya seperti sobek karena baru ditusuk kembali. Untuk sesaat tubuh Rohim mengejang, kepalanya mendongak ke atas, ekspresinya meringis, tangannya mencengkram lengan Somad serta seprei dan nafasnya tertahan. Rohim merasakan pecah perawan untuk yang kedua kalinya. Ia merintih kesakitan menahan sakitnya dubur yang disodok kontol jumbo Somad lengkap dengan otot urat yang malang melintang di sekujur batang. Somad tetap menenggelamkan kontolnya yang terjepit rapat di dalam pantat Rohim yang memerah. Ia memberi kesempatan Rohim untuk bernafas agar pantatnya bisa cepat beradaptasi dengan kontolnya. Seraya tetap menenggelamkan kontolnya, ia membelai lembut pipi Rohim dan menatap mata Rohim untuk diajak bernafas bersama. Rohim tetap menggelinjang, nafasnya tak karuan, meringis kesakitan tak menghiraukan arahan Somad. Somad tetap sabar menenangkan Rohim yang tampak syok. Ia membelai lembut pipi dan dada Rohim dan mengajaknya untuk kontak mata. Rohim mulai bisa mengendalikan nafas dan ekspresinya, ia mulai bisa berkontak mata dengan Somad. Rohim mengikuti arahan Somad untuk bernafas panjang lalu menghembuskan berkali kali hingga teratur. Somad mengajak Rohim untuk bernafas bersama. Somad pun juga membimbing dan mencontohkan bernafas secara teratur agar tubuh kembali tenang. Kini mereka saling bertatap mata dan bernafas bersama secara teratur. Akhirnya Rohim mulai tenang yang sebelumnya bereaksi ekstrem seperti orang melahirkan.

Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki

Somad mencoba memaju mundur kan kontolnya beberapa kali, namun Rohim kembali mengejang tampaknya belum siap untuk melakukan penetrasi. Somad menghentikan aksinya namun tetap membiarkan kontolnya ditenggelamkan di dalam anus Rohim. Lalu Somad menciumi bibir, pipi, leher, telinga, dada dan puting Rohim yang melenting agar konsentrasi syaraf nikmat di tubuh Rohim lebih menyebar di seluruh tubuh dan tidak memusatkan rasa sakit di anusnya yang merekah. Perlahan namun pasti tiba-tiba Rohim merasa aman dan nyaman digagahi oleh Somad. Ia mendesah perlahan sambil tangannya meraba-raba bongkahan otot punggung Somad yang panas dan kokoh. Somad menyadari hal tersebut lalu ia mencoba memaju mundurkan kontolnya dan ternyata berhasil. Rohim tak lagi merintih kesakitan, ia berubah menjadi sangat bernafsu dan aktif dalam penyatuan tubuh saat itu bahkan pinggulnya sedikit bergoyang mengikuti irama entotan kontol Somad. Somad terus menggenjot kontolnya dengan seksama. Kini mereka sudah mulai berganti ganti variasi posisi untuk memaksimalkan potensi syaraf konikmatan yang terdapat pada tubuh mereka berdua.

Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki

***

Pada kesempatan bertemu saat itu, Rohim dan Somad hanya punya waktu minimal 24 jam untuk melakukan pelepasan hasrat seksual yang dilakukan di wisma tua hotel Merdeka di sebelah alun alun Sumenep. Tak mungkin kontol Somad menancap di pantat Rohim full 24 jam. Untuk sesi persenggamaan pertama mereka lakukan setelah check in hotel pukul 14.00 hingga pukul 16.00, sesi pertama Somad klimaks 2 kali dan Rohim klimaks hingga 3 kali secara berturut-turut. Selanjutnya mereka tidur siang dan bangun pukul 18.00. Setelah mandi sore Rohim mengajak Somad berjalan-jalan keliling kota Sumenep menggunakan Vespanya. Rohim sengaja mentraktir makan malam Somad di PKL pinggir lapangan alun alun dengan menu sate biawak. Ia sengaja mentraktir Somad makan sate biawak agar Somad bisa ngentot hingga tahan lama karena sate biawak dipercaya bisa menambah tenaga saat bersenggama. Setelah itu mereka berdua juga minum susu kuda liar dan berbagai jamu kuat untuk lelaki dewasa seperti jamu Lep Celep, Ron Ronan, kopi Purwoceng dll. yang mereka beli di toko jamu Babah Acong yang terkenal di Sumenep.

 Setelah badan mereka bugar dan hangat kembali setelah minum berbagai ramuan jamu kuat untuk lelaki dewasa, kini Rohim dan Somad menghabiskan malam panjang mereka berdua dengan menonton bioskop misbar di Sumenep. Tepat sekali malam itu yang tayang adalah film dewasa yang diperankan Ibra Azhari dan Feby Lawrence berjudul Cinta dan Nafsu. Saat itu sudah menunjukkan pukul 10 malam dan bioskop misbar didominasi oleh kaum lelaki dewasa dan pasangan muda mudi yang berkencan. Somad mengaku ini kali pertamanya ia melihat film di bioskop misbar bahkan ia sama sekali tidak mengetahui perkembangan film Indonesia di era 90 an yang di dominasi oleh tema tema film panas. Dalam hati Rohim berharap, semoga setelah Somad mengkonsumsi jamu jamuan dan menonton film panas di bioskop misbar, Somad bisa lebih berpengalaman dalam hal seksual dan bergarap akan memberikan kejutan kejutan lain kepadanya setelah mereka kembali di hotel. Karena selama ini Somad hanya mengandalkan insting seksualnya yang cenderung konservatif saat bercinta dengannya. Semoga kali ini ia mendapat pengalaman baru dan diterapkan pada permainan seksual nanti malamnya.

Setelah kembali ke hotel, badan mereka masih hangat akibat efek jamu yang di konsumsi tadi. Selain itu kontol mereka selalu tegang tanpa sebab serta suasana yang dirasakan sangat bergairah. Mereka meneruskan ngentot hingga satu jam dan permainan berakhir pukul 2 dini hari. Permainan sesi kedua tersebut belum juga membuat keduanya mencapai klimaks padahal mereka melakukan penetrasi hampir satu jam lebih. Mungkin karena efek dahsyat dari jamu jamuan yang mereka konsumsi sebelumnya. Ada sedikit kecewa karena keduanya tidak mencapai klimaks, namun mereka harus bersabar dan tidak boros tenaga untuk dilakukan esok hari lagi. Akhirnya mereka tidur telanjang berpelukan dengan kondisi kontol masih ngaceng total akibat mengkonsumsi jamu kuat.

Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki

Keesokan harinya mereka baru menguras pujuh mereka masing-masing hingga kering. Mulai pukul 7 pagi hingga pukul 12 siang mereka ngentot tanpa jeda. Permainan pagi itu sangat panas penuh desah, keringat dan gairah nafsu sepasang tubuh telanjang lelaki dewasa dari desa. Somad memuncratkan pejuh klimaksnya hingga 3 kali sedangkan Rohim hingga 4 kali berturut-turut. Sesi ngentot ke tiga tersebut mereka mendapat berbagai pengalaman seks yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya antara lain berbagai macam gerakan ekstrem yang dicoba setelah melihat film syur tadi malam. Selain itu mereka benar-benar puas karena cadangan pejuh di testis sudah habis dikuras hari itu juga. Bahkan klimaks terakhir yg mereka lalui sampai tetes terakhir hanya berupa cairan bening seperti precum karena pejuh sudah tumpah ruah ada yang di telan, di tanam di pantat Rohim, dan ada pula yang di siramkan di perut.

Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki
Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki

***

Mereka kembali pulang. Rohim mengantarkan Somad kembali ke rumahnya. Mimik wajah mereka berbinar binar puas dan tak masalah berpisah kembali karena rindu sudah terbayar. Kini mereka kembali ke pelukan istri sah mereka masing masing. Rohim pamit pulang dan berjanji akan mengirim kabar kembali suatu saat nanti. Somad percaya dan akan terus menanti kabar Rohim sampai kapanpun. Mereka kembali berpisah dengan ikhlas melepas kepergian.

***

Siti mengintip perpisahan Somad dan Rohim dari balik jendela kamar. Ia terus menaruh curiga kepada Somad jika suaminya tersebut mempunyai penyimpangan seksual yang nista dan tak wajar. Ia harus terus menanti pembuktian hingga benar benar terbukti.


Somad pulang dengan hati riang dan langsung menggendong putri sulungnya Eka yang kemudian di angkat tinggi tinggi lalu dikecup sayang. Eka tertawa lepas gembira karena dimanja oleh bapaknya. Sementara Siti terus memperhatikan aneh gelagat Somad yang dirasa tidak wajar. Ia tahu bahwa Somad mengingkari janji akan membelikan oleh oleh dari kota untuk keluarganya tapi dia tidak tampak membawa buah tangan sama sekali. Siti terus berusaha mencari keganjilan yang ada pada suaminya Somad yang mulai berubah aneh semenjak ia memergoki berciuman dengan seorang lelaki yang dianggap sahabat karibnya.



Baca "Kisah Gay Indonesia Era 80an" Dari Awal: Nelayan Kampung Terjerumus Dalam Dunia Gay (Kisah Gay Indonesia Era 80an) #1

Kamis, 30 Maret 2017

Perpisahan Rohim Dan Somad (Kisah Gay Indonesia Era 80an) #3

Kini hari-hari Somad dan Rohim diisi oleh cinta dan kasih. Mereka saling dapat menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Senang dan susah mereka jalani bersama. Kini hati kedua perjaka dari desa terpencil tersebut sudah saling mengikat. Bahkan suatu saat ketika Somad mandi di sungai lalu terpeleset batu kali yang licin hingga ia pingsan, Rohim langsung mempunyai firasat buruk dan langsung berlari mencari Somad di kali, dan benar saja Somad tergeletak pingsan dengan kening yang berngucurkan darah segar. Rohim panik dan segera memberikan pertolongan pertama. Kain sarung ia sobek untuk membuntal kepala Somad agar darahnya mampet. Kekuatan ikatan hati mereka hingga dapat merasakan apa yang dirasakan pasangannya. Hubungan mereka berdua adalah wakil dari kekuatan cinta yang hakiki, yang dapat menerima kekurangan dan kelebihan pasangan, dan dapat merasakan apa yang dirasakan pasangannya.

Walaupun pada dasarnya mereka sudah saling mengikat hati, namun mereka tidak memanggil kekasihnya dengan sebutan sayang. Mereka lebih nyaman memanggil dengan sebutan "cong" (panggilan akrab pemuda di Madura. Dalam bahasa Indonesia: bung) atau dengan menyebut nama aslinya. Walaupun secara kasat mata tidak terlihat seperti sepasang kekasih, namun mereka mulai mengikat hati satu sama lain.

***

Seminggu lagi akan memasuki masa panen, sudah tak terasa mereka melewati waktu bersama hampir genap 3 bulan. Pada hari hari terakhir mereka bersama, intensitas bersenggama semakin rutin dilakukan. Hampir setiap malam mereka bersetubuh, bahkan diwaktu siang bolongpun mereka tak segan bersetubuh. Mereka sadar karena sebentar lagi jugaran pemilik tambak akan datang menantau panenan udang. Tentu keseharian mereka akan diawasi terus oleh juragan. Maka dari itu di hari hari terakhir sebelum pemanenan udang dilaksanakan, Somad dan Rohim semakin beringas melakukan persetubuhan. Di hari-hari terakhir mereka ngentot tidak lagi mementingkan kualitas seks, namun lebih pada kuantitas. Mereka langsung ngentot seperti kucing liar di terminal, begitu kontol ngaceng langsung sodok. Tak jarang pula mereka ngentot dengan waktu singkat bahkan belum 15 menit mereka sudah keluar. Begitu seterusnya.

*** 

Suatu hari juragan datang mengawasi pekerjanya yaitu Somad dan Rohim dari kejauhan untuk memantau bagaimana kinerja kerjasamanya dalam merawat tambak. Ia mengawasi kerja Somad dan Rohim dari kejauhan. Juragan mengawasi menggunakan teropong keker yang ia beli di Madinah saat ia Haji beberapa tahun lalu di penjual asongan dari Pakistan. 

Awalnya berjalan baik-baik saja. Rohim terlihat menyisir udang, sedangkan Somad terlihat sedang merajang sayuran. Dari beberapa evaluasi kinerja Rohim dan Somad memang bagus, mereka saling bekerja sama. Sedikit lagi Juragan akan menghentikan aksi mata-matanya lalu menghampiri kedua pekerjanya tersebut. Namun ternyata Juragan meneruskan aksi mata-matanya sekali lagi. Juragan melihat Rohim menghampiri Somad yang sedang merajang makanan. Tiba-tiba Rohim memplorotkan celana lusuhnya yang basah dan mengacungkan kontolnya dihadapan Somad. Somad menghentikan pekerjaannya lalu ia mengocok kontol Rohim lalu menelannya mentah-mentah ke dalam mulutnya. Juragan terbelalak melihat aksi kedua pekerjanya dari teropong. Juragan langsung memberi kesimpulan bahwa kedua pekerjanya tersebut tidak profesional dalam bekerja. Juragan mengurungkan niatnya untuk menghampiri Somad dan Rohim yang sedang melakukan hal yang tidak senonoh. Ia akan kembali lagi tiga hari kemudian tepat saat pemanenan dimulai. Juragan pulang. Kehadiran juragan saat itu tidak diketahui oleh Rohim dan Somad dan mereka tetap melanjutkan oral sex.
 
Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki


***

Hari itu juragan datang membawa beberapa box gabus dan beberapa bongkah es untuk siap memanen udang. Hari itu Somad dan Rohim bekerja lembur memanen udang mulai pagi hingga petang. Panenan musim ini tembus satu kuintal udang segar. Namun aura juragan tidak sesumringah rezeki yang diterimanya. Walaupun panen melimpah juragan tetap memandang aneh kedua pekerjanya tersebut. Somad dan Rohim tidak begitu memperhatikan gelagat juragan, mereka mencoba bekerja profesional di hadapan juragan agar juragan bisa menilai kegigihan kerja keras mereka.

Satu kuintal lebih udah sudah dinaikkan ke mobil bak datsun tua milik juragan. Ia akan kembali ke Kali Anget untuk mengurus produksi udangnya. Sementara Rohim dan Somad harus mengemasi tempat base camp mereka di tambak. Setelah Juragan mengurusi produksi udang ke pasar-pasar selanjutnya juragan berjanji kembali ke tambak untuk menjemput Rohim dan Somad ke tambak dan boleh kembali pulang karena kontrak sudah selesai.

***

Suasana terasa berbeda dihari-hari terakhir mereka berada di tambak. Somad tampak lebih sensitif karena ia tak ingin kehilangan momen-momen indah bersama Rohim. Begitu pula Rohim, namun Rohim lebih santai dan selalu membujuk rayu Somad untuk melakukan ML di momen-momen terakhir mereka bersama. Sikap Rohim yang agak memaksa malah membuat Somad tidak nyaman. Ia sangat sensitif dan tidak mau diajak bicara. Setelah dihibur oleh Rohim, akhirnya Somad mau berbicara juga.

"Kamu kenapa Mad?" Tanya Rohim.

"Aku sedih meninggalkan tempat ini, tempat kita memadu kasih. Dan sesaat lagi kita sudah tidak di sini lagi." 

"Tenang saja Mad, kita kan bisa tambah kontrak untuk bekerja di sini lagi!"

"Tapi bagaimana kalau ternyata hal itu tidak terjadi? Jalanku masih panjang Him dan aku tidak bisa seperti ini terus, aku harus bisa mencari nafkah, aku harus menikah dan meninggalkan kamu." Jawab Somad dengan nada ketakutan dan kalut.

Rohim sedikit kaget dengan pernyataan Somad. Ia menatap dalam mata Somad yang tampaknya sangat jujur dan polos. Ia sangat mengerti hati Somad, Somad tampak takut kehilangan dirinya yang selama ini sudah mulai tumbuh bibit-bibit cinta. Namun Somad juga ketakutan bahwa dirinya mempunyai orientasi seksual menyimpang. Rohim sangat mengerti jika Somad merasa terpenjara dalam orientasi seksualnya yang sudah menyimpang jauh dari norma. Sementara sebentar lagi Somad akan melangsungkan pernikahan dengan gadis desa. Somad sangat berbeda dengan dirinya yang lebih santai menghadapi hidup seperti air mengalir. Tampaknya Somad ketakutan menghadapi masa depannya sendiri. Rohim tersenyum pada Somad. Ia memberi semangat kepada Somad dan berjanji suatu saat ia akan menemuinya lagi jika sebentar lagi ternyata benar mereka berpisah. Somad tetap terdiam kalut.

Rohim mencoba menghiburnya sekali lagi dengan menggoda Somad menyungkurkan tubuhnya seperti posisi ngentot. Melihat Somad tersungkur, Rohim malah tertawa terbahak-bahak. Namun Somad sangat tersinggung atas bercandaan Rohim yang sebenarnya sangat sepele tersebut. Akhirnya Somad berdiri lalu memberi satu bogeman mentah di pipi Rohim yang sedang tertawa terbahak bahak. Rohim tidak tahu apa yang sedang terjadi pada Somad, ia pikir itu adalah bercandaan Somad lalu Rohim membalas kembali bercandaan Somad dengan cara mendorong tubuh Somad hingga ia tersungkur kembali. Somad semakin emosi lalu dia menghajar Rohim dengan serius. Rohim baru sadar ternyata Somad benar-benar marah, ia berusaha menangkis tonjokan Somad lalu membalas. Dan akhirnya mereka berdua saling beradu jotos seperti dan berkelahi sungguhan seperti ngengeroyokan copet pasar yang dimasa warga.

Setelah Somad berhasil memberi bogeman tepat di hidung Rohim, hingga hidungnya berdarah, maka ia menyelesaikan perkelahian. Ia pergi meninggalkan Rohim dengan keadaan muka mengucur darah segar dari hidung Rohim. Kemudian Somad pergi lalu mengemasi barang-barangnya.

Jantung Rohim berdegup kencang sangat syok apa yang terjadi pada dirinya barusan. Jemarinya masih bergetar. Ia mengelap hidungnya yang berdarah dengan kemeja lusuhnya hingga kemejanya kotor akibat bercak darah segar di bagian lengannya. Sekali lagi Somad menengok Rohim yang masih berdiri syok dengan kemeja penuh bercak darah di bagian lengannya, namun Somad tak peduli, ia meneruskan mengemasi barang-barangnya.

***

Somad dan Rohim kembali ke Kali Anget di rumah juragan untuk menerima honor. Mereka menumpang mobil bak terbuka di belakang. Dalam perjalanan pulang, mereka saling diam bahkan pandangan mereka sangat sinis seperti bersama dengan musuh bebuyutan di atas mobil box terbuka. 

Setelah lima jam perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah juragan di Kali Anget. Rohim masuk ke kantor juragan untuk menerima honor, sementara Somad menurunkan barang-barang dari mobil seperti tenda, teko, wajan dll. Rohim bertatap muka dengan juragan di kantor. Juragan menjelaskan hasil evaluasi tugas mereka.

"Jadi evaluasi kerja kalian sangat bagus, kalian bisa bekerja sama dengan baik, hasil panen juga meningkat."

"Apakah itu artinya saya dan Somad bisa bekerja kembali di tambak musim depan gan?"

"Maaf Him, lebih baik kalian berhenti sampai sini carilah pekerjaan di luar sana, jangan kerja sama saya lagi, karena saya nggak mau menggaji pasangan yang sedang berbulan madu."

Rohim langsung terdiam tak bisa berkata apapun. Tampaknya hubungan dirinya dengan Somad selama ini di tambak Lapa Laok sudah diketahui oleh juragan.

"Ini honor kalian gaji saya naikkan 2x lipat menjadi 10ribu karena hasil udang melimpah melebihi target. Tapi jangan lagi bekerja dengan saya, karena saya tidak mau lagi menerima kamu dan Somad." Ujar juragan sambil memberikan 2 amplop untuk Rohim dan Somad yang isinya masing-masing 10 ribu.

Rohim keluar lalu mengemasi barang-barangnya. Ia menghampiri Somad yang rampaknya sudah selesai menata barang dan kemudian santai sambil melinting rokok klobot rajangannya sendiri. Rohim mendekati Somad yang sedang nikmat merokok di emperan toko. 

"Mad ini gajimu, kata juragan kerja kita baik, udang bisa panen 2x lipat. Gaji kita juga dinaikkan 2x lipat menjadi 10 ribu. Tapi sayang juragan tidak bisa memberi kita pekerjaan lagi." Ujar Rohim menjelaskan namun tetap menyembunyikan inti alasan juragan memecat mereka.

"Baguslah kalau begitu." Jawab Somad singkat, namun ekspresi mikronya tak dapat ditutupi jika  ia sangat sedih, merasa kehilangan, kalut, dan ingin menangis.

Kini Rohim baru merasakan kehilangan, namun situasi saat itu tidak memungkinkan bercerita curhat dengan intens, karena Somad terlihat kembali menutup diri. Rohim ingin sekali mengajak Somad mencari nafkah bersama kembali, namun ia takut ditolak. Rohim ingin sekali memeluk mesra, menumpahkan semua air mata perpisahan kepada Somad, namun ia takut ditolak. Akhirnya Rohim hanya bertanya sekedarnya.

"Kalau boleh tahu setelah ini kamu mau ke mana?" Tanya Rohim.

"Mungkin aku mau pulang, lalu aku akan menikah dengan gadis pilihan emakku di kampung." Jawab Somad seraya membuang muka menutupi ekspresi berbohongnya.

"Oh baiklah kalau begitu, aku juga mau pulang kerumah emakku, mungkin aku akan mewujudkan mimpiku menjadi penunggang karapan sapi setelah itu pergi merantau ke Surabaya untuk mencari nafkah di sana." Ujar Rohim.

Untuk sesaat mereka saling terdiam.

"Apakah kamu mau pulang sekarang, jika iya, kita berjalan bersama ke terminal sekarang, lalu kita berpisah di sana. Bagaimana?" Tawar Rohim membujuk Somad.

"Aku ingin di sini dulu, kalau kamu mau pulang silahkan." Tolak Somad menghindar.

"Baiklah kalau begitu aku pulang dulu." Tutup Rohim.

Rohim membawa barang-barangnya berjalan menuju ke terminal. Rohim berjalan lunglai mamun tetap meninggalkan Somad tanpa sekalipun menoleh ke belakang. Somad mengamati sosok Rohim yang berjalan gontai menjauh darinya. Somad merasa sangat kehilangan namun ia tak sangup mencegah kepergian Rohim. Kini mata Somad mulai berair hingga pelupuk tak dapat menahannya yang akhirnya air matanya jatuh membasahi pipinya. Bibirnya bergetar, cuping hidungnya memerah hingga air matanya keluar juga lewat lubang hidung. 

Somad segera bergegas sembunyi di gang sempit kemudian meluapkan kesediannya di sana. Ia berjongkok sambil menangis terisak-isak seraya menjotosi tembok rumah warga yang terbuat dari batako kasar. Tangan kanannya berdarah akibat menjotosi tembok batako, namun tak dirasakan oleh Somad. Ia menyesali dirinya sendiri. Pertama, ia merasa terjerumus dalam dosa besar yaitu menyukai seorang pria. Kedua, ia takut akan masa depannya yang harus menikah sementara dirinya sudah terjerumus dalam orientasi seksual yang dianggap menyimpang. Ketiga, ia tak ingin kehilangan Rohim sosok pria yang dicintainya. Keempat, ia sangat benci kepada Rohim yang membuatnya seperti ini. Kelima, ia takut karena mengingkari nasihat almarhum bapaknya agar tidak menjadi pria penyuka sesama jenis agar tidak dihakimi masa. Keenam, kini ia merasa sendiri di dunia ini menanggung dosa besar yang harus dipikulnya. Somad benar-benar menangis terisak isak di sela sela gang sambil jongkok, tangannya menutupi mukanya seolah ingin ia tanam di tanah dalam-dalam karena rasa malu pada dirinya sendiri.

***

Untuk kali pertama Somad mengenakan jas walaupun sudah usang. Ia duduk ditengah-tengah bapak-bapak yang sibuk mengepulkan asap rokok klobot. Tak lama kemudian Siti keluar dari kamar rias mengenakan kebaya dengan setelan sewek batik, kepalanya dihiasi sanggul sebesar lemper dengan 3 tusuk konde di sebelah kiri, kanan, dan atas. Siti keluar dari kamar dengan malu malu, ia digandeng perias serta emaknya. Wajahnya lebih ayu karena mengenakan pupur serta gincu yang membuat bibirnya merona. Ia kemudian duduk di samping Somad yang semakin gugup.
 
Gambar Illustrasi, Sumber: https://amorinme.wordpress.com/2010/10/


Akad nikah diselenggarakan secara sederhana namun kidmad. Sangat jarang sekali di desa Gedang menyelenggarakan pesta pernikahan. Walaupun pesta yang diselenggarakan sangat sederhana, namun seluruh kampung terutama anak anak sangat antusias menonton pengantin duduk di hiasan kuade sederhana. 

Setelah akad nikah digelar Somad dan Siti tak henti hentinya menangis melelehkan air mata. Kini mereka sudah menjadi keluarga yang sah. Apapun kemelut yang dirasakan Somad, ia harus siap menghadapi kenyataan. Ketakutan untuk menghadapi masa depan tiba-tiba muncul lagi di hati Somad. Ia merasa tidak punya kepercayaan diri dihadapan istrinya, apakah ia bisa melayani hubungan seksual istrinya dengan baik, sedangkan Somad sudah merasa menjadi orang lain yang pernah mencintai seorang lelaki. Mengingat hal tersebut Somad semakin menumpahkan air matanya, ia tidak peduli lagi menangis dihadapan banyak orang yang menonton dirinya dan istri dipajang di kuade sederhana. Emak Somad terus mengusap punggungnya untuk menenangkan Somad. Semua orang menganggap tangisan Somad adalah tangisan haru yang wajar karena akan menempuh hidup baru bersama istri. Padahal tangisan Somad adalah tangisan ketakutan akan masa depannya.

***

Malam itu setelah pesta selesai, Somad tidur bersama di kamar pengantin di dalam kelambu yang dihias bunga plastik bersama istrinya. Somad tidak tau apa yang harus dilakukannya, ia merasa tidak bernafsu dengan istrinya. Akhirnya Somad hanya berbaring membelakangi istrinya. Ia tidak peduli apa yang dirasakan oleh kemelut hati seorang istri yang akan menjalani malam pertama. Somad hanya tidur membeku dingin di atas ranjang berkelambu.

Mulai malam pertama hingga malam ke tujuh Somad tidak pernah menyentuh istrinya sama sekali. Hingga pada suatu malam istrinya merangkul lengannya dengan malu malu. Tampaknya birahi Siti sudah memuncak, dengan ragu ragu ia mencoba merangsang Somad dengan mengelus lengannya dari belakang. Somad tetap bersikap dingin. Hingga Siti meminta langsung pada Somad dengan membisikkan kalimat ajakan melakukan ML kepada Somad.

Dengan terpaksa Somad harus melayani istrinya tersebut. Ia mencium bibir, pipi, kening, dan leher. Kemudian meraba dada istrinya lalu memainkan putingnya. Siti sudah mendesah-desah lirih atas permainan Somad, namun Somad masih saja dingin, bahkan kontol Somad tidak ngaceng sama sekali. 

Selanjutnya Somad melucuti pakaiannya serta pakaian istrinya. Ia meraba-raba memek Siti sambil mengocok kontolnya dengan tangan kirinya. Somad memejamkan mata lalu membayangkan berhubungan dengan Rohim. Sosok Rohim dengan tubuh telanjang sangat melekat diingatannya. Somad membayangkan ketika dirinya bermain seks liar di pulau kecil tak berpenghuni bersama Rohim. Barulah kontolnya mulai ngaceng. Tanpa sadar ia melumat ganas tubuh istrinya seperti saat ngentot bersama Rohim di Lapa Laok. Setelah kontolnya dirasa cukup tegang barulah ia memasukkan kontolnya ke dalam memek perawan Siti. Blesss...
 
Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki


Siti berteriak tertahan lalu mendesah. Darah perawan menodai memek Siti dan kontol Somad. Somad terus menggenjot seperti saat ia melakukan dengan Rohim. Ia terus membayangkan ngentot bersama Rohim. Ia tidak peduli rintihan Siti, ia tetap fokus pada fantasinya dengan Rohim. Setelah beberapa lama akhirnya Somad dapat klimaks. Croooottt.... Croooottt.... Croooottt.... Croooottt.... Croooottt.... Croooottt.... Croooottt.... Croooottt.... Somad memuntahkan semua pejuhnya di dalam memek Siti. Setelah itu mereka berpakaian kembali lalu tidur hingga pagi menjelang.
 
Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki


Seperti malam-malam biasanya, Somad selalu bersikap dingin kepada istrinya. Ia tak akan mau menjamah Siti sebelum Siti meminta. Walaupun mereka tergolong pengantin baru namun mereka sangat jarang melakukan hubungan seksual, mungkin jika dirata rata hanya sekali dalam dua bulan. Namun tidak lama jelang pernikahan, sekitar usia 6 bulan pertama Siti sudah merasakan kehamilan.

Siti diantar emaknya periksa di dukun beranak di kampung sebelah dan ternyata benar, Siti hamil anak Somad untuk pertama kali. Setelah Somad menerima kabar dari Siti bahwa ia hamil, Somad tetap bersikap datar, ia cenderung egois memikirkan diri sendiri dan pekerjaannya yang selalu menyita waktu. Walaupun begitu Somad juga berusaha keras memerah keringat untuk menjadi tulang punggung emak, Siti, serta calon jabang bayinya. 

Somad bekerja sebagai buruh tani di desanya. Ia diupah sedikit hanya cukup menghidupi emak, Siti serta dirinya. Artinya ia harus banting tulang lebih keras lagi untuk membiayai calon jabang bayinya. Somad memutuskan untuk pergi ke kota untuk mengadu nasib bekerja sebagai kuli bangunan untuk tambahan penghasilan. Keluarga somad setuju atas keputusannya. Somad berjanji ia akan bekerja di kota terdekat agar dapat pulang setiap minggu.
 
Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @Avandyy1


***

Somad kerja membanting tulang untuk menghidupi keluarganya di kota menjadi kuli bangunan. Ia kerjakan apapun yang bisa dikerjakan. Sulitnya mencari nafkah hingga membuat Somad lupa akan masa lalunya. Seiring berjalannya waktu, kehidupan Somad semakin kejam. Sudah tiga tahun ia disibukkan dengan bekerja membanting tulang untuk menghidupi keluarga kecilnya di kampung. Belum lagi ternyata di usia 3 tahun setelah pernikahan Siti kembali hamil anak perempuan. Kini Somad dibebankan membiayai emak, Siti, dua anak perempuannya dan dirinya. Hingga kesibukan nguli sudah tidak ia rasakan lagi sengsaranya. Tampaknya ia harus menerima nasib yang sudah digariskan oleh Tuhan.

Kamis, 16 Maret 2017

Kisah Percintaan Perjaka Gay Dari Desa Terpencil (Kisah Gay Indonesia Era 80an) #2

Hari itu Somad dan Rohim bekerja sesuai tugas masing-masing. Mereka jarang berinteraksi bahkan seperti tidak saling mengenal. Somad dan Rohim saling diam, walaupun begitu mereka sama-sama sulit melupakan kejadian hina yang dilakukan tadi malam. Mereka saling membodohkan diri sendiri karena melakukan hal yang sangat tidak pantas. Somad sangat malu kepada Rohim karena bayangan tadi malam yang masih menghantui. Begitu pula Rohim yang malu kepada Somad dan membodohkan dirinya sendiri karena harus rela melepas keperawanan anusnya dengan sia-sia.

Malam itu setelah makan, seperti biasa Rohim langsung kembali ke dalam tenda. Sedangkan Somad rebahan di samping perapian sambil menunggu terlelap. Malam itu Rohim tidak mempersilakan Somad tidur lagi di dalam tenda bersamanya, tidak seperti biasanya yang selalu mempersilakan Somad tidur di tenda agar tidak masuk angin. Mereka saling mengurusi diri sendiri dan tugasnya masing masing.

***

Malam itu di dalam tenda Rohim masih belum bisa tidur juga. Bayang-bayang ngentot kemaren malam yang menghantui malah membuat terngiang hingga kontolnya menegang malu-malu. Ia berusaha melupakannya dengan beraktivitas menghaluskan karya patung buatannya yang berbentuk sapi. Ia menyalakan redup lampu minyak tanah lalu melanjutkan karyanya.

Saat Rohim mulai asik mengamplas patung sapi buatannya, tiba-tiba Somad menyibakkan kelambu sebagai pintu tenda lalu masuk sambil salah tingkah. Rohim kaget dan ikut salah tingkah juga. Rohim bingung apa yang harus dilakukan, apakah dia berhak mempersilakan masuk atau malah mengusirnya, pikirannya kalut, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Somad masih berdiri menunduk dengan sikap salah tingkah. Tiba-tiba ia mendekat kemudian jongkok di depan Rohim. Mata Somad masih belum berani menatap mata Rohim. Mulutnya masih tertutup rapat. Tiba-tiba tangan Somad memegang pundak Rohim lalu menyentuh lembut hingga ke lengan Rohim yang kecil padat berotot.

"Maafkan aku..." ujar Somad kemudian. Ia memberi tanda pada Rohim agar dapat menangkap responnya. Setelah meminta maaf ia mulai berani menatap mata Rohim namun masih terlihat salah tingkah.

Rohim langsung menangkap sinyal yang diberikan Somad. Ia menjawab "Iya tidak apa-apa, sini kemarilah." Lalu Rohim memeluk Somad dan menyandarkan kepala Somad di dadanya yang bidang.

Tidak lama kemudian mereka saling berpandangan lalu dengan perlahan mereka berciuman sangat mesra. Tidak berselang lama ciuman mesra menjadi ciuman ganas. Rohim sibuk membukakan kancing kemeja lusuh yang dikenakan Somad kemudian menyibakkan hingga mereka berdua saling bertelanjang dada. Sarung yang mereka kenakan satu per satu sudah terlepas hingga mereka telanjang bulat di dalam tenda terpal.

Ciuman ganas sepasang perjaka desa terpencil berusia 19 tahun di dalam tenda yang tersibak kelambunya. Mungkin jika ada nelayan lewat akan terpampang nyata penampakan 2 tubuh telanjang perjaka desa yang bersetubuh tersebut. Namun suasana sangat sepi. Hal tersebut hanya mereka berdua saja yang tahu, karena mereka hidup sendirian di tepi tambak udang yang jauh dari pemukiman penduduk. Tak ada satupun nelayan yang berlabuh di pantai tersebut. Para penduduk juga tidak ada kepentingan untuk berkunjung ke sana. Pantai Lapa Laok hanya milik Rohim dan Somad saja. Tak ada lagi rasa takut kepergok masyararakat walaupun sedang ngentot di pinggir pantai sekalipun. Dan kini Rohim dan Somad sedang bersetubuh dengan keadaan telanjang bulat di dalam tenda terpal ditemani cahanya remang-remang dari lampu tempel minyak tanah.

Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki

Hati mereka masih bergejolak. Walaupun mereka bisa merasakan nikmatnya berciuman dan bercumbu dengan lawan main laki-laki, namun di dalam pikiran mereka masih syok dan tidak percaya apa yang sedang mereka lakukan saat itu. Rohim dan Somad mengikuti insting dan hasratnya walaupun berbenturan dengan akal rasionalnya. Mereka sama-sama tidak pernah berpikiran jika ternyata laki-laki bisa bercumbu dengan sesama laki-laki. Jangankan video gay porno, lihat akting Eva Ernaz di film 'Midah Perawan Buronan' yang sangat popular di bioskop di kota dan layar tancap di lapangan kecamatan saja mereka belum pernah melihat, bahkan tidak tahu dengan informasi seksual yang menjamur lewat film erotis kala itu. Tapi Rohim dan Somad bisa melakukan gerakan seksual persetubuhan dengan murni mengikuti insting mereka masing-masing.

***

Kini tubuh Rohim dan Somad sudah bertelanjang bulat. Ditemani oleh cahaya lampu tempel minyak tanah yang remang-remang, mereka saling ciuman bibir. Sesekali Rohim menjamah leher serta dada bidang Somad dengan mencupangnya. Begitu pula Somad sudah tidak sabar jemarinya mencolek-colek pantat Rohim dengan membuka lebar-lebar belahan bokongnya. Mereka berdua sudah tidak sungkan lagi mendesah menikmati permainan malam itu.

Kedua jejaka dari desa terpencil tersebut kini saling tumpang tindih tubuh hingga dada mereka yang mulai berkeringat saling berdempetan. Mereka berdua bisa saling merasakan degup jantung lawan mainnya yang menempel di dada. Selain mulut, dada, dan perut yang menempel, mereka berdua juga bisa merasakan gesekan kontol yang sudah menegang total di bawah perut. Kontol tegang Somad dan Rohim beradu bergesekan hingga membuat suasana semakin memanas. Terkadang akibat kontol yang digesek-gesek, sesekali kontol mereka terganjal hingga menekuk dan bikin ngilu.

Somad bangkit lalu membuka lebar-lebar kaki Rohim ke atas hingga pantat Rohim terbelah dan menampilkan kuncup bibir anus yang merekah. Secara perlahan kepala Somad mendekat ke arah anus Rohim. Dengan lembut ia menyapu permukaan anus Rohim dengan lidah tebalnya. Rangsangan yang diberikan Somad membuat tubuh Rohim mengejang menggelinjang. Kedua telapak tangan Rohim menutupi wajahnya yang berekspresi meringis menahan rangsangan dahsyat dari lidah Somad. Lidah Somad terus berputar-putar memberi rangsangan di permukaan anus Rohim hingga air liurnya berserakan membasahi pipinya serta pantat Rohim.

Kini kontol mereka berdua sudah tegang maksimal dan panas hingga mengeluarkan cairan precum tanda ingin segera berkandang. Kontol Somad sudah mengacung melengkung ke bawah dan siap berancang-ancang masuk ke anus Rohim. Kini kepala kontol Somad sudah mencium permukaan pantat Rohim. Rohim mendongakkan kepala ke atas sambil meringis menutup matanya rapat-rapat berharap tusukan kali ini tidak sesakit tusukan yang kemarin.

Perlahan-lahan blesss... tusukan pertama meleset, kontol Somad meleset ke bawah. Somad mencoba lagi, bless... tusukan kedua agak sulit karena anus Rohim menutup rapat dan tidak mau menelan kontol Somad. Somad tidak menyerah, ia lumuri kontolnya dengan air liur lalu memposisikan kembali kontolnya dan siap menyodok dalam-dalam. Blessss..... kepala kontol Somad sudah masuk, tak ingin kecolongan lagi, kemudian Somad menanam kontolnya dalam-dalam di anus Rohim yang ketat. Kini yang dirasakan Somad adalah batang kontolnya dijepit dinding anus Rohim yang rapat, namun kepala kontolnya masuk menyentuh prostat. Dan yang dirasakan Rohim adalah bibir anusnya terasa perih terbakar, dinding dalam anusnya terasa sesak dijejali segumpal otot kontol, lalu jauh di dalam perutnya terasa sensasi sodokan yang mengenai prostatnya hingga membuat darah adrenalinnya berdesir seperti akan jatuh dari jurang yang dalam.

Somad mendesah. Rohim meronta. Somad membiarkan kontolnya tenggelam agak lama supaya memberi kesempatan anus Rohim agar dapat beradaptasi. Rohim meringis kesakitan, meronta, sambil berpegangan erat lengan Somad yang padat dan kokoh. Somad mulai menggenjot mundur maju kontolnya yang sudah amblas sedari tadi. Awalnya ia menggenjot dengan perlahan karena khawatir terlepas, karena jika sampai terlepas maka sulit akan memasukkan lagi ke anus Rohim. Sementara Rohim mulai bisa merasakan kedutan otot kontol Somad yang bersemayam di dalam anusnya. Padahal sebelumnya hanya panas dan perih saja yang terasa di anusnya. Kini kedua pemuda tersebut mulai dapat menikmati inchi demi inchi gesekan sensual kedua tubuh tersebut.

Kali ini kedua pemuda desa tersebut mulai nyaman dan aman melakukan penetrasi. Sesekali Somad membuang ludah tepat pada persinggungan antara kontolnya dengan pantat Rohim. Ia melakukan itu ketika genjotan kontolnya dirasa mulai agak seret, setelah diludahi maka mulai licin kembali.

Kini mereka mendesah menikmati persenggamaan yang mereka lakukan dengan sadar. Kenikmatan sepercik surga telah meliputi sanubari mereka berdua. Persatuan tubuh yang membuat hati mereka berdua saling terbuka, hingga ketika di tengah-tengah permainan peraenggamaan yang begitu nikmat, tiba-tiba Somad menyatakan cinta kepada Rohim.

"Saya Cinta sama kamu Him, shhh... uhh...." ungkap Somad.

"Ahh.... hhhmm... uhh... aku juga Mad." Jawab Rohim sambil mengangguk-anggukkan kepala tanda membalas cinta dari Somad.

Mereka berciuman sangat mesra dan saling menyedot mulut lawan main mereka kuat-kuat. Somad membimbing Rohim menungging lalu ia menusuknya dari belakang. Somad melakukan secara naluriah yang pernah ia pelajari dari fenomena alam seperti kucing kawin. Somad terus menggenjot dan memfokuskan kenikmatan bercinta di syaraf sensitifnya.

Tiba-tiba Rohim mengeluh panjang saat Somad membantu mengocok kontolnya sedari tadi. Ia sudah tak tahan. Rohim tak kuasa menahan jalinan kenikmatan yang terus menguasai seluruh tubuhnya. Ia ingin meledak. Dan akhirnya crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt.....

Pejuh segar yang mewakili jalinan kenikmatan surga dunia yang menguasai tubuhnya kini muncrat keluar dari kontol Rohim yang panas. Sebagian besar mengenai tangan kanan Somad yang sudah membantu mengocokkan. Melihat Rohim menikmati klimaks, akhirnya Somad menjadi lebih bergairah dan semakin beringas menggenjot kontolnya di pantat Rohim. Ia menfokuskan kenikmatan di syaraf-syaraf sensitif di urat kontolmya. Somad mengeluh panjang dan menuntutut Rohim untuk meminum saripatinya.

"Akhh... aku juga mmmau muncraat.... kamu minum ya sayang..." ujar Somad sambil terus menggenjot pantat Rohim dari belakang.

Rohim telah tulus ikhlas memberikan jiwa dan raganya kepada Somad. Ia bersedia menjadi kekasih sekaligus budak seks untuk Somad. Apapun yang Somad inginkan dari permainan persenggamaan, ia bersedia melayani. Walaupun Rohim sangat lunglai dan lemas ia berusaha untuk mengumpulkan sisa tenaganya untuk meminum pejuh Somad atas permintaannya.

Somad mencabut kontolnya dari pantat Rohim lalu membiming Rohim untuk meminum pejuhnya. Rohim membuka lebar lebar mulutnya lalu melahap penuh kontol jumbo Somad dan ia siap menerima tembakan pejuh Somad.

crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt.....

Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki

12 tembakan pejuh Somad telah masuk semua mengalir di tenggorokan Rohim. Ia bersedia meminum pejuh Somad sebagai tanda cinta dan keseriusan hubungan. Somad benar-benar puas atas kepatuhan Rohim sosok perjaka yang dicintainya. Ia memeluk mesra dan mengajaknya tidur malam sambil berpelukan.

***

Pagi itu adalah pagi yang sangat indah bagi Rohim dan Somad. Kini ucapan selamat pagi menjadi lebih bermakna karena hati mereka sudah saling mengikat. Bibit-bibit cinta mulai berkembang. Tanda kemesraan tidak lagi malu diekspresikan. Mereka tidak sungkan untuk saling berpelukan, berciuman bibir, menyentil titit, mencium pipi berpegangan tangan, berangkulan dll. Kini pantai Lapa Laok sudah menjadi milik mereka berdua.

Sudah pukul 10 pagi akhirnya pekerjaan selesai semua. Udang sudah disisir dan diberi pakan, kayu bakar sudah menggunung, peralatan masak sudah dicuci. Untuk hari itu pekerjaan sudah beres. Rohim berinisiatif mengajak Somad melaut menyusuri pulau-pulau kecil tak berpenghuni dan teluk-teluk tersembunyi yang berpasir putih. Somad setuju. Akhirnya mereka melaut menggunakan sampan milik juragan untuk menjelajah pulau pulau kecil tak berpenghuni seraya memancing mencari ikan untuk makan malam.

Dari kejauhan terlihat pulau kecil berpasir putih ke arah barat daya. Somad mendayung sampannya lebih semangat lagi. Dan benar ternyata, pulau tersebut terhampar pasir putih tanpa ombak sama sekali. Jangkar dilepaskan lalu mereka berdua segera melepas pakaian hingga telanjang bulat lalu lompat ke laut beradu cepat berenang menuju ke pulau tersebut. Rohim berenang mendahului Somad namun di tengah perjalanan Somad dapat menyusul Rohim dan ia menjadi yang pertama menginjakkan kaki di pantai pulau tersebut.

Kemenangan Somad harus dibayar apapun yang ia mau dari Rohim. Rohim menyetujuinya. Somad mempunyai satu permintaan, ia ingin digendong punggung oleh Rohim berlari memutari hamparan pantai pasir yang luas dan menjorok ke laut tersebut. Mau tidak mau Rohim menurutinya. Ia menggendong belakang Somad sambil berlari-lari mengelilingi pantai. Mereka berdua saling tertawa lepas. Sepasang sosok jejaka dari desa terpencil yang sama-sama telanjang bulat, kini telah menemukan kebahagiaan sederhana dengan teman sejatinya. Mereka saling tertawa lepas berlarian sambil bergendongan dengan membiarkan tubuh telanjangnya diterpa terik matahari hingga membuat kulit menjadi coklat gelap dan mengkilat serta membiarkan kontol lemas mereka bergoyang-goyang mengikuti arah kaki berlari.

Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki

Bercandaan mereka berakhir dengan cumbu rayu. Mereka kini saling menatap mata dalam-dalam seolah bisa menerawang jauh ke hati yang mulai terbuka. Bibir mereka saling berciuman, tangan mereka mulai meraba-raba tubuh lawan masing-masing dan persenggamaan dimulai kembali.

Somad membimbing Rohim untuk merebahkan tubuh di pasir pantai lalu ia membuka kaki Rohim lebar-lebar. Setelah itu Somad langsung menjilati pantat Rohim habis-habisan. Rohim merintih keenakan sambil tertawa ringan lalu kembali mengeluh sesekali memejamkan mata lalu menengok muka Somad di bawah sana. Mereka berdua sangat menikmati persatuan tubuh yang akan segera dimulai di bawah alam terbuka.

Kontol mereka sudah menegang sekeras batu, darah mendesir mengalir di seluruh urat kontol hingga kontol mereka memerah dan berkedut panas. Kontol Somad berancang-ancang masuk ke lobang pantat Rohim. Dalam sekali tusuk kontol Somad langsung amblas ditelan pantat Rohim yang merekah. Rohim mendesah nikmat, tangannya berpegang pada lengan Somad yang kokoh memberikan tanda agar genjotannya tidak terlalu kasar. Dengan insting kelelakian Somad, Somad sudah mengetahui apa yang diinginkan Rohim. Somad akan mengayomi, membimbing dan memuaskan Rohim dalam permainan seks kali ini.

Matahari mulai naik tepat di atas ubun-ubun. Seluruh tubuh mereka berlumuran pasir pantai karena bersetubuh hingga berguling-guling. Mereka sengaja mengulur-ulur waktu agar klimaksnya tahan lama seraya menikmati detail detail persetubuhan. Mereka pindah posisi di semak-semak dipayungi bayangan pohon kelapa. Permainan dimulai kembali.

Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki

Tak lama kemudian Rohim dan Somad sudah tidak tahan dan mengendalikan hasrat bersepakat untuk keluar bersama. Kontol Somad dicabut dari kandangnya kemudian dikocok bersama di atas kontol Rohim. Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott...

Pejuh Rohim dan Somad muncrat bertubi tubi menodai perut Rohim yang kembang kempis yang mementuk otot perut enam kotak. Mereka berpelukan dan berciuman ganas  dan puas menghabiskan sisa-sisa tenaga yang tertinggal. Kini mereka berdua tidur rebahan di bawah bayangan pohon kelapa dengan berbantal lengan mereka sendiri-sendiri. Perut mereka masih kembang kempis dan otot perut mereka telihat nyata terbentuk 6 kotak saat mengempiskan perut. Mereka mengatur nafas dan mengumpulkan energi lagi.


Satu jam berlangsung Rohim membangunkan Somad yang sudah mendengkur lirih. Tak terasa mereka tertidur setelah ngentot karena angin pantai yang sepoi-sepoi membuat pikiran menjadi tenang. Somad dan Rohim beranjak pergi dari pulau kecil tak berpenghuni tersebut lalu kembali pulang ke tambak udang, pantai Lapa Laok.



Cerita Selanjutnya Baca: Perpisahan Rohim Dan Somad (Kisah Gay Indonesia Era 80an) #3

Baca "Kisah Gay Indonesia Era 80an" Dari Awal: Nelayan Kampung Terjerumus Dalam Dunia Gay (Kisah Gay Indonesia Era 80an) #1