Kamis, 16 Maret 2017

Kisah Percintaan Perjaka Gay Dari Desa Terpencil (Kisah Gay Indonesia Era 80an) #2

Hari itu Somad dan Rohim bekerja sesuai tugas masing-masing. Mereka jarang berinteraksi bahkan seperti tidak saling mengenal. Somad dan Rohim saling diam, walaupun begitu mereka sama-sama sulit melupakan kejadian hina yang dilakukan tadi malam. Mereka saling membodohkan diri sendiri karena melakukan hal yang sangat tidak pantas. Somad sangat malu kepada Rohim karena bayangan tadi malam yang masih menghantui. Begitu pula Rohim yang malu kepada Somad dan membodohkan dirinya sendiri karena harus rela melepas keperawanan anusnya dengan sia-sia.

Malam itu setelah makan, seperti biasa Rohim langsung kembali ke dalam tenda. Sedangkan Somad rebahan di samping perapian sambil menunggu terlelap. Malam itu Rohim tidak mempersilakan Somad tidur lagi di dalam tenda bersamanya, tidak seperti biasanya yang selalu mempersilakan Somad tidur di tenda agar tidak masuk angin. Mereka saling mengurusi diri sendiri dan tugasnya masing masing.

***

Malam itu di dalam tenda Rohim masih belum bisa tidur juga. Bayang-bayang ngentot kemaren malam yang menghantui malah membuat terngiang hingga kontolnya menegang malu-malu. Ia berusaha melupakannya dengan beraktivitas menghaluskan karya patung buatannya yang berbentuk sapi. Ia menyalakan redup lampu minyak tanah lalu melanjutkan karyanya.

Saat Rohim mulai asik mengamplas patung sapi buatannya, tiba-tiba Somad menyibakkan kelambu sebagai pintu tenda lalu masuk sambil salah tingkah. Rohim kaget dan ikut salah tingkah juga. Rohim bingung apa yang harus dilakukan, apakah dia berhak mempersilakan masuk atau malah mengusirnya, pikirannya kalut, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Somad masih berdiri menunduk dengan sikap salah tingkah. Tiba-tiba ia mendekat kemudian jongkok di depan Rohim. Mata Somad masih belum berani menatap mata Rohim. Mulutnya masih tertutup rapat. Tiba-tiba tangan Somad memegang pundak Rohim lalu menyentuh lembut hingga ke lengan Rohim yang kecil padat berotot.

"Maafkan aku..." ujar Somad kemudian. Ia memberi tanda pada Rohim agar dapat menangkap responnya. Setelah meminta maaf ia mulai berani menatap mata Rohim namun masih terlihat salah tingkah.

Rohim langsung menangkap sinyal yang diberikan Somad. Ia menjawab "Iya tidak apa-apa, sini kemarilah." Lalu Rohim memeluk Somad dan menyandarkan kepala Somad di dadanya yang bidang.

Tidak lama kemudian mereka saling berpandangan lalu dengan perlahan mereka berciuman sangat mesra. Tidak berselang lama ciuman mesra menjadi ciuman ganas. Rohim sibuk membukakan kancing kemeja lusuh yang dikenakan Somad kemudian menyibakkan hingga mereka berdua saling bertelanjang dada. Sarung yang mereka kenakan satu per satu sudah terlepas hingga mereka telanjang bulat di dalam tenda terpal.

Ciuman ganas sepasang perjaka desa terpencil berusia 19 tahun di dalam tenda yang tersibak kelambunya. Mungkin jika ada nelayan lewat akan terpampang nyata penampakan 2 tubuh telanjang perjaka desa yang bersetubuh tersebut. Namun suasana sangat sepi. Hal tersebut hanya mereka berdua saja yang tahu, karena mereka hidup sendirian di tepi tambak udang yang jauh dari pemukiman penduduk. Tak ada satupun nelayan yang berlabuh di pantai tersebut. Para penduduk juga tidak ada kepentingan untuk berkunjung ke sana. Pantai Lapa Laok hanya milik Rohim dan Somad saja. Tak ada lagi rasa takut kepergok masyararakat walaupun sedang ngentot di pinggir pantai sekalipun. Dan kini Rohim dan Somad sedang bersetubuh dengan keadaan telanjang bulat di dalam tenda terpal ditemani cahanya remang-remang dari lampu tempel minyak tanah.

Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki

Hati mereka masih bergejolak. Walaupun mereka bisa merasakan nikmatnya berciuman dan bercumbu dengan lawan main laki-laki, namun di dalam pikiran mereka masih syok dan tidak percaya apa yang sedang mereka lakukan saat itu. Rohim dan Somad mengikuti insting dan hasratnya walaupun berbenturan dengan akal rasionalnya. Mereka sama-sama tidak pernah berpikiran jika ternyata laki-laki bisa bercumbu dengan sesama laki-laki. Jangankan video gay porno, lihat akting Eva Ernaz di film 'Midah Perawan Buronan' yang sangat popular di bioskop di kota dan layar tancap di lapangan kecamatan saja mereka belum pernah melihat, bahkan tidak tahu dengan informasi seksual yang menjamur lewat film erotis kala itu. Tapi Rohim dan Somad bisa melakukan gerakan seksual persetubuhan dengan murni mengikuti insting mereka masing-masing.

***

Kini tubuh Rohim dan Somad sudah bertelanjang bulat. Ditemani oleh cahaya lampu tempel minyak tanah yang remang-remang, mereka saling ciuman bibir. Sesekali Rohim menjamah leher serta dada bidang Somad dengan mencupangnya. Begitu pula Somad sudah tidak sabar jemarinya mencolek-colek pantat Rohim dengan membuka lebar-lebar belahan bokongnya. Mereka berdua sudah tidak sungkan lagi mendesah menikmati permainan malam itu.

Kedua jejaka dari desa terpencil tersebut kini saling tumpang tindih tubuh hingga dada mereka yang mulai berkeringat saling berdempetan. Mereka berdua bisa saling merasakan degup jantung lawan mainnya yang menempel di dada. Selain mulut, dada, dan perut yang menempel, mereka berdua juga bisa merasakan gesekan kontol yang sudah menegang total di bawah perut. Kontol tegang Somad dan Rohim beradu bergesekan hingga membuat suasana semakin memanas. Terkadang akibat kontol yang digesek-gesek, sesekali kontol mereka terganjal hingga menekuk dan bikin ngilu.

Somad bangkit lalu membuka lebar-lebar kaki Rohim ke atas hingga pantat Rohim terbelah dan menampilkan kuncup bibir anus yang merekah. Secara perlahan kepala Somad mendekat ke arah anus Rohim. Dengan lembut ia menyapu permukaan anus Rohim dengan lidah tebalnya. Rangsangan yang diberikan Somad membuat tubuh Rohim mengejang menggelinjang. Kedua telapak tangan Rohim menutupi wajahnya yang berekspresi meringis menahan rangsangan dahsyat dari lidah Somad. Lidah Somad terus berputar-putar memberi rangsangan di permukaan anus Rohim hingga air liurnya berserakan membasahi pipinya serta pantat Rohim.

Kini kontol mereka berdua sudah tegang maksimal dan panas hingga mengeluarkan cairan precum tanda ingin segera berkandang. Kontol Somad sudah mengacung melengkung ke bawah dan siap berancang-ancang masuk ke anus Rohim. Kini kepala kontol Somad sudah mencium permukaan pantat Rohim. Rohim mendongakkan kepala ke atas sambil meringis menutup matanya rapat-rapat berharap tusukan kali ini tidak sesakit tusukan yang kemarin.

Perlahan-lahan blesss... tusukan pertama meleset, kontol Somad meleset ke bawah. Somad mencoba lagi, bless... tusukan kedua agak sulit karena anus Rohim menutup rapat dan tidak mau menelan kontol Somad. Somad tidak menyerah, ia lumuri kontolnya dengan air liur lalu memposisikan kembali kontolnya dan siap menyodok dalam-dalam. Blessss..... kepala kontol Somad sudah masuk, tak ingin kecolongan lagi, kemudian Somad menanam kontolnya dalam-dalam di anus Rohim yang ketat. Kini yang dirasakan Somad adalah batang kontolnya dijepit dinding anus Rohim yang rapat, namun kepala kontolnya masuk menyentuh prostat. Dan yang dirasakan Rohim adalah bibir anusnya terasa perih terbakar, dinding dalam anusnya terasa sesak dijejali segumpal otot kontol, lalu jauh di dalam perutnya terasa sensasi sodokan yang mengenai prostatnya hingga membuat darah adrenalinnya berdesir seperti akan jatuh dari jurang yang dalam.

Somad mendesah. Rohim meronta. Somad membiarkan kontolnya tenggelam agak lama supaya memberi kesempatan anus Rohim agar dapat beradaptasi. Rohim meringis kesakitan, meronta, sambil berpegangan erat lengan Somad yang padat dan kokoh. Somad mulai menggenjot mundur maju kontolnya yang sudah amblas sedari tadi. Awalnya ia menggenjot dengan perlahan karena khawatir terlepas, karena jika sampai terlepas maka sulit akan memasukkan lagi ke anus Rohim. Sementara Rohim mulai bisa merasakan kedutan otot kontol Somad yang bersemayam di dalam anusnya. Padahal sebelumnya hanya panas dan perih saja yang terasa di anusnya. Kini kedua pemuda tersebut mulai dapat menikmati inchi demi inchi gesekan sensual kedua tubuh tersebut.

Kali ini kedua pemuda desa tersebut mulai nyaman dan aman melakukan penetrasi. Sesekali Somad membuang ludah tepat pada persinggungan antara kontolnya dengan pantat Rohim. Ia melakukan itu ketika genjotan kontolnya dirasa mulai agak seret, setelah diludahi maka mulai licin kembali.

Kini mereka mendesah menikmati persenggamaan yang mereka lakukan dengan sadar. Kenikmatan sepercik surga telah meliputi sanubari mereka berdua. Persatuan tubuh yang membuat hati mereka berdua saling terbuka, hingga ketika di tengah-tengah permainan peraenggamaan yang begitu nikmat, tiba-tiba Somad menyatakan cinta kepada Rohim.

"Saya Cinta sama kamu Him, shhh... uhh...." ungkap Somad.

"Ahh.... hhhmm... uhh... aku juga Mad." Jawab Rohim sambil mengangguk-anggukkan kepala tanda membalas cinta dari Somad.

Mereka berciuman sangat mesra dan saling menyedot mulut lawan main mereka kuat-kuat. Somad membimbing Rohim menungging lalu ia menusuknya dari belakang. Somad melakukan secara naluriah yang pernah ia pelajari dari fenomena alam seperti kucing kawin. Somad terus menggenjot dan memfokuskan kenikmatan bercinta di syaraf sensitifnya.

Tiba-tiba Rohim mengeluh panjang saat Somad membantu mengocok kontolnya sedari tadi. Ia sudah tak tahan. Rohim tak kuasa menahan jalinan kenikmatan yang terus menguasai seluruh tubuhnya. Ia ingin meledak. Dan akhirnya crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt.....

Pejuh segar yang mewakili jalinan kenikmatan surga dunia yang menguasai tubuhnya kini muncrat keluar dari kontol Rohim yang panas. Sebagian besar mengenai tangan kanan Somad yang sudah membantu mengocokkan. Melihat Rohim menikmati klimaks, akhirnya Somad menjadi lebih bergairah dan semakin beringas menggenjot kontolnya di pantat Rohim. Ia menfokuskan kenikmatan di syaraf-syaraf sensitif di urat kontolmya. Somad mengeluh panjang dan menuntutut Rohim untuk meminum saripatinya.

"Akhh... aku juga mmmau muncraat.... kamu minum ya sayang..." ujar Somad sambil terus menggenjot pantat Rohim dari belakang.

Rohim telah tulus ikhlas memberikan jiwa dan raganya kepada Somad. Ia bersedia menjadi kekasih sekaligus budak seks untuk Somad. Apapun yang Somad inginkan dari permainan persenggamaan, ia bersedia melayani. Walaupun Rohim sangat lunglai dan lemas ia berusaha untuk mengumpulkan sisa tenaganya untuk meminum pejuh Somad atas permintaannya.

Somad mencabut kontolnya dari pantat Rohim lalu membiming Rohim untuk meminum pejuhnya. Rohim membuka lebar lebar mulutnya lalu melahap penuh kontol jumbo Somad dan ia siap menerima tembakan pejuh Somad.

crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt..... crroooottt.....

Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki

12 tembakan pejuh Somad telah masuk semua mengalir di tenggorokan Rohim. Ia bersedia meminum pejuh Somad sebagai tanda cinta dan keseriusan hubungan. Somad benar-benar puas atas kepatuhan Rohim sosok perjaka yang dicintainya. Ia memeluk mesra dan mengajaknya tidur malam sambil berpelukan.

***

Pagi itu adalah pagi yang sangat indah bagi Rohim dan Somad. Kini ucapan selamat pagi menjadi lebih bermakna karena hati mereka sudah saling mengikat. Bibit-bibit cinta mulai berkembang. Tanda kemesraan tidak lagi malu diekspresikan. Mereka tidak sungkan untuk saling berpelukan, berciuman bibir, menyentil titit, mencium pipi berpegangan tangan, berangkulan dll. Kini pantai Lapa Laok sudah menjadi milik mereka berdua.

Sudah pukul 10 pagi akhirnya pekerjaan selesai semua. Udang sudah disisir dan diberi pakan, kayu bakar sudah menggunung, peralatan masak sudah dicuci. Untuk hari itu pekerjaan sudah beres. Rohim berinisiatif mengajak Somad melaut menyusuri pulau-pulau kecil tak berpenghuni dan teluk-teluk tersembunyi yang berpasir putih. Somad setuju. Akhirnya mereka melaut menggunakan sampan milik juragan untuk menjelajah pulau pulau kecil tak berpenghuni seraya memancing mencari ikan untuk makan malam.

Dari kejauhan terlihat pulau kecil berpasir putih ke arah barat daya. Somad mendayung sampannya lebih semangat lagi. Dan benar ternyata, pulau tersebut terhampar pasir putih tanpa ombak sama sekali. Jangkar dilepaskan lalu mereka berdua segera melepas pakaian hingga telanjang bulat lalu lompat ke laut beradu cepat berenang menuju ke pulau tersebut. Rohim berenang mendahului Somad namun di tengah perjalanan Somad dapat menyusul Rohim dan ia menjadi yang pertama menginjakkan kaki di pantai pulau tersebut.

Kemenangan Somad harus dibayar apapun yang ia mau dari Rohim. Rohim menyetujuinya. Somad mempunyai satu permintaan, ia ingin digendong punggung oleh Rohim berlari memutari hamparan pantai pasir yang luas dan menjorok ke laut tersebut. Mau tidak mau Rohim menurutinya. Ia menggendong belakang Somad sambil berlari-lari mengelilingi pantai. Mereka berdua saling tertawa lepas. Sepasang sosok jejaka dari desa terpencil yang sama-sama telanjang bulat, kini telah menemukan kebahagiaan sederhana dengan teman sejatinya. Mereka saling tertawa lepas berlarian sambil bergendongan dengan membiarkan tubuh telanjangnya diterpa terik matahari hingga membuat kulit menjadi coklat gelap dan mengkilat serta membiarkan kontol lemas mereka bergoyang-goyang mengikuti arah kaki berlari.

Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki

Bercandaan mereka berakhir dengan cumbu rayu. Mereka kini saling menatap mata dalam-dalam seolah bisa menerawang jauh ke hati yang mulai terbuka. Bibir mereka saling berciuman, tangan mereka mulai meraba-raba tubuh lawan masing-masing dan persenggamaan dimulai kembali.

Somad membimbing Rohim untuk merebahkan tubuh di pasir pantai lalu ia membuka kaki Rohim lebar-lebar. Setelah itu Somad langsung menjilati pantat Rohim habis-habisan. Rohim merintih keenakan sambil tertawa ringan lalu kembali mengeluh sesekali memejamkan mata lalu menengok muka Somad di bawah sana. Mereka berdua sangat menikmati persatuan tubuh yang akan segera dimulai di bawah alam terbuka.

Kontol mereka sudah menegang sekeras batu, darah mendesir mengalir di seluruh urat kontol hingga kontol mereka memerah dan berkedut panas. Kontol Somad berancang-ancang masuk ke lobang pantat Rohim. Dalam sekali tusuk kontol Somad langsung amblas ditelan pantat Rohim yang merekah. Rohim mendesah nikmat, tangannya berpegang pada lengan Somad yang kokoh memberikan tanda agar genjotannya tidak terlalu kasar. Dengan insting kelelakian Somad, Somad sudah mengetahui apa yang diinginkan Rohim. Somad akan mengayomi, membimbing dan memuaskan Rohim dalam permainan seks kali ini.

Matahari mulai naik tepat di atas ubun-ubun. Seluruh tubuh mereka berlumuran pasir pantai karena bersetubuh hingga berguling-guling. Mereka sengaja mengulur-ulur waktu agar klimaksnya tahan lama seraya menikmati detail detail persetubuhan. Mereka pindah posisi di semak-semak dipayungi bayangan pohon kelapa. Permainan dimulai kembali.

Gambar Illustrasi, Sumber: Twitter @pengagumlelaki

Tak lama kemudian Rohim dan Somad sudah tidak tahan dan mengendalikan hasrat bersepakat untuk keluar bersama. Kontol Somad dicabut dari kandangnya kemudian dikocok bersama di atas kontol Rohim. Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott... Crooott...

Pejuh Rohim dan Somad muncrat bertubi tubi menodai perut Rohim yang kembang kempis yang mementuk otot perut enam kotak. Mereka berpelukan dan berciuman ganas  dan puas menghabiskan sisa-sisa tenaga yang tertinggal. Kini mereka berdua tidur rebahan di bawah bayangan pohon kelapa dengan berbantal lengan mereka sendiri-sendiri. Perut mereka masih kembang kempis dan otot perut mereka telihat nyata terbentuk 6 kotak saat mengempiskan perut. Mereka mengatur nafas dan mengumpulkan energi lagi.


Satu jam berlangsung Rohim membangunkan Somad yang sudah mendengkur lirih. Tak terasa mereka tertidur setelah ngentot karena angin pantai yang sepoi-sepoi membuat pikiran menjadi tenang. Somad dan Rohim beranjak pergi dari pulau kecil tak berpenghuni tersebut lalu kembali pulang ke tambak udang, pantai Lapa Laok.



Cerita Selanjutnya Baca: Perpisahan Rohim Dan Somad (Kisah Gay Indonesia Era 80an) #3

Baca "Kisah Gay Indonesia Era 80an" Dari Awal: Nelayan Kampung Terjerumus Dalam Dunia Gay (Kisah Gay Indonesia Era 80an) #1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar