Hari itu Tika mengajak Ega dan Adit jalan-jalan ke Ubud. Tepat yang sejuk, tenang, dan banyak pemandangan yang menyegarkan mata. Di sana banyak hamparan pemandangan sawah yang hijau bertumpuk-tumpuk yang bisa membuat hati tenang. Pikir Tika, Ubud adalah tempat yang tepat untuk merenung dari masalah besar di tengah-tengah hiruk pikuk kehidupan malam di Bali yang bebas. Sepertinya Adit dan Ega bisa melepaskan unek-unek yang masih berusaha disembunyikan darinya.
Angin pantai yang panas kini berubah menjadi angin pegunungan yang sejuk. Angin segar Bali masuk ke mobil menerpa muka Tika, Adit dan Ega yang masuk disela-sela jendela mobil yang terbuka. Tika merasakan masih ada sesuatu yang mengganjal di dalam hati Ega dan Adit. Ega dan Adit sering termenung menerawang jauh sesekali terpaksa senyum ketika dihibur Tika. Sangat tidak wajar sekali Adit dan Ega bertingkah aneh seperti itu padahal mereka baru saja mendapat rejeki nomplok. Padahal sebelumnya mereka sangat girang sekali setelah dapat uang dari om om gay di Bali Joe.
Ega memarkirkan mobil di restoran. Mereka bertiga makan siang di restoran tematik ala pedesaan khas Bali dengan view pemandangan pematang sawah yang hijau bertumpuk-tumpuk. Setelah makan Ega dan Adit terlihat ingin menyendiri. Ega turun dan berjalan ke pematang sawah sambil melempari burung kuntul perusak padi dengan batu kerikil dari kejauhan. Sedangkan Adit duduk menyendiri di balkon restoran sambil menghisap rokok dalam dalam lalu menghembuskan tebal tebal. Ia memandang jauh berusaha menerawang di balik bukit pembatas sawah tersebut. Tika tidak bisa melakukan apa apa, ia tidak tahu masalah mereka. Tika diam, ia tidak bisa menghampiri salah satu dari mereka karena takut dikira pilih kasih. Tika hanya mengira konflik internal perselingkuhan yang mereka lakukan memanas kembali.
Hari semakin sore. Mereka harus cari hotel karena mereka sudah memutuskan untuk tidak tinggal di kosan kumuh lagi untuk beberapa hari ke depan sebelum kembali pulang ke Surabaya. Mereka mencari hotel yang setidaknya nyaman ada pendingin ruangan, ada kolam renang dan dekat pantai. Mereka berani menentukan pilihan karena mereka mempunyai uang yang lebih dari cukup hasil kerja keras mencari ceperan di club malam. Setidaknya beberapa hari terakhir sebelum mereka kembali ke Surabaya, mereka ingin merasakan hidup mewah saat berlibur backpacker di Bali.
Setelah mencari referensi di internet pilihan mereka jatuh di salah satu hotel bintang 3 di pesisir pantai Jimbaran dekat dengan hotel Andre teman baru Tika bule dari Australia. Adit, Ega, dan Tika langsung menuju ke Jimbaran. Setelah check in Adit dan Ega langsung bersemangat berenang di kolam renang tepi pantai. Mereka beradu kecepatan renang. Sementara Tika memilih untuk beristirahat di kasur yang empuk untuk melepas lelah. Tika memberi tahu Andre bahwa ia serta sahabatnya Adit dan Ega sekarang tinggal di Joglo Hotel Jimbaran. Tika mengajak Andre ketemuan dan menyuruh Andre untuk datang ke hotelnya pukul 10 malam. Andre menyetujui.
***
Matahari mulai tenggelam, Adit, Ega, dan Tika pesta barbeque kecil-kecilan bersama di pinggir pantai. Mereka membakar sate lilit, jagung, ubi madu, seafood dll yang disediakan oleh pihak hotel. Tamu hotel malam itu tampak sepi hanya 3 kelompok termasuk mereka yang mengikuti jamuan makan malam barbeque dipinggir pantai. Ega dan Adit berusaha menyalakan perapian yang agak sulit namun akhirnya berhasil juga. Mereka membakar makanan merka sendiri. Sebuah sajian makan malam hotel yang sangat menarik bagi mereka.
Mereka makan malam di pinggir pantai yang dipayungi langit petang serta taburan lampion remang-remang menghiasi langit pantai yang petang dan sepi. Alunan musik Michael Learns To Rock yang sayup sayup manambah kesyahduan suasana. Mereka semua bercanda tawa menikmati kebahagiaan yang mereka ciptakan sendiri.
Setelah selesai makan, obrolan mereka mulai intim kembali. Tika menceritakan pengalaman seksnya kemaren lusa dengan butche yang bertemu saat di Bali Joe. Ia mengaku sangat puas berhubungan seksual dengan lesbi karena sang butche mengetahui sangat detail bagian tubuh Tika yang sensitif untuk dijamah. Saat berhubungan seksual dengan teman lesbinya ia mengaku bisa memuncak berkali-kali bahkan tanpa melakukan penetrasi. Seks party tersebut mungkin pengalaman terbaik yang pernah ia rasakan.
Ega dan Adit tertarik dengan cerita sensitif tersebut. Mereka bergantian bertanya bagaimana setiap detail adegan seks yang dilakukan Tika dengan teman lesbinya. Tika merespon semua jawaban apa adanya tanpa ada yang disembunyikan. Adit dan Ega tertawa geli ketika Tika menceritakan adegan-adegan seks yang dianggapnya konyol. Kemudian Adit menuangkan Vodka di gelas masing-masing lalu mereka bertiga bersulang dengan mengatakan "Bersulang untuk teman lesbi Tika yang hebat..." semua meneguk minuman dalam satu tegukan.
Kemudian Ega tanya kepada Tika di antara ia dan Adit mana yang lebih hebat saat ngentot dengannya. Tika tertawa geli hingga hampir menyemburkan bir bintang yang baru diminumnya. Tika mengungkapkan secara jujur.
"Sejak pertama kali kenal kalian, aku pikir kalian tipe pria sangat cool yang bisa bikin cewek kecantol. Saat aku coba ternyata kalian masih bau kencur. Ternyata kalian semua cepat keluar. Dari situ aku udah menganggap kalian sok cool paling keren se SMA dan aku anggap sebagai sahabatku sendiri. Padahal aku mau menggaet salah satu dari kalian eh ternyata waktu dicoba mengecewakan." Kata Tika sambil menahan ketawa.
"Tapi tapi walaupun kalian semua gagal, kalian sama sama punya pesona sendiri di mataku saat ngentot denganku. Apa lagi saat Adit klimaks, kamu tau Ga? Dia mengeluh begini, 'Uuuwenaak tenaaan...'" lanjut Tika menirukan gaya Adit saat klimaks.
Tika dan Ega ketawa ngakak, sedangkan Adit menjerit jerit salah tingkah karena malu di bully. Ia berusaha menutupi telinga Ega sampai mereka berdua tersungkur di pasir pantai. Ega terus tertawa meledek Adit. Kemudian Tika menuang lagi Vodka di gelas lalu ia mengajak bersulang kembali. "Oke ini untuk pesona kalian." Ujar Tika kemudian. Adit dan Ega masih heboh lalu Adit mengangkat gelasnya dan berteriak pada pengunjung barbeque di table yang agak jauh dari tempatnya. "Coy kita mempesona coy..." teriak Adit kepada pengunjung lain untuk menghibur dirinya karena telah dibully oleh teman temannya, namun Adit tak digubris oleh pengunjung tersebut.
Mereka bertiga bersulang kembali dalam satu tegukan. Kemudian Ega bertanya pada Adit. "Eh bro waktu kamu ngentot sama Putri, apa dia sedikit hiperseks? Dia suka nantang agar kita mudah terangsang kan?" Tanya Ega mengenai reaksi pacarnya saat ngentot dengan Adit. Adit seketika tertawa terpingkal-pingkal mengenang perselingkuhannya yang dianggap bodoh.
"Iya bro Putri beda banget kan sama Angel? Kalo Putri lebih beringas kalo Angel lebih kalem dan manja. Tapi mereka sama-sama asik kan buat ngentot. Hahaha..." jawab Adit jujur yang disusul oleh tawa terpingkal pingkal dari Adit, Ega dan Tika.
"Tapi bagaimanapun juga permainan Tika yang paling joss... buktinya kita gak tahan sampe berjam jam, paling saking nafsunya kita cuma bisa ngentot 10 menit paling lama. iya nggak Ga?" Terus Adit yang meminta pendapat Ega. Ega yang sedang meneguk Bir Bintang setuju dengan memberi isyarat manggut manggut sambil mengacungkan jempolnya.
"Apaan sih kalian resek..." jawab Tika malu malu.
"Cie Tika malu... Cie..." goda Adit dan Ega.
Ega menuang Vodka kembali. Ia mengangkat gelas mengajak bersulang teman-temannya. "Untuk pacar dan selingkuhan kita serta memek Tika yang nikmat...." teriak Ega mengajak bersulang. Semua bersulang lalu meneguk Vodka dalam satu tegukan.
"Terus gimana Tik rasanya ngentot bareng si bule Andre?" Tanya Ega kemudian.
"Uhhh Andre tuh cowok the best deh pokoknya. Kurang apa cobak, dia ganteng, macho, berotot, kontolnya gede dan panjang, tahan lama, ciumannya maut, romantis uhh lengkap deh. Tapi kayaknya dia kere katanya dia kerja jadi pelayan mcdonald di Sidney. Tapi gak papa lah. Kita hobinya sama yaitu mencari kebebasan. Kayaknya Andre bakalan aku gaet deh jadi pacarku. Lumayan kan dapet pacar bule bisa memperbaiki keturunan. Oke kalo gitu mari bersulang untuk calon suamiku Andre..." ajak Tika meneguk Vodka bersama yang kemudian diikuti oleh Adit dan Ega. Sekali lagi mereka bersulang meneguk dalam satu tegukan.
"Eh ngomong-ngomong gimana rasanya gadun kalian? Kalian belum cerita loh!" Tanya Tika sambil meringis menahan panasnya Vodka yang mengalir di tenggorokan.
Adit dan Ega tertawa jingkrak jingkrak. Baru mereka sadari kalau mereka juga pernah merasakan ngentot cowok macho juga.
"Enak banget ya Ga! Ngentot pantat tuh sama enaknya kayak ngentot memek. Jujur ya, udah dua kali ini aku ngentot pantat, pertama waktu ngentot sama Putri, abis itu ngentot sama om om tadi malem." Pengakuan Adit kepada teman temannya.
"Gila kamu bro! Jangan jangan kamu lebih suka pantat daripada memek. Jangan jangan kamu homo." Ledek Ega sambil ketawa.
"Halah kamu juga menikmati, malahan Ega sangat menikmati waktu klimaks, dia mengeluarkan pejuhnya di dalam pantat gay SMA pacarnya om om itu Tik!! Dia juga mencipoki mulut anak itu Tik!!" Ujar Adit membuka rahasia Ega kepada Tika. Semuanya ketawa geli kecuali Tika yang tertawa terpingkal pingkal sampai perutnya melilit mendengar pengakuan polos sahabat sahabatnya.
Ega kembali menuangkan Vodka ke dalam gelas lalu diangkatnya mengajak bersulang. "Untuk kita yang sudah menjadi homo! Dan seluruh pantat gay Indonesia yang nikmat. Mari kita bersulang..." ajak Ega. Semua kembali meneguk Vodka dalam gelas masing-masing.
Malam itu adalah titik intim hubungan persahabatan. Kini tak ada lagi yang disembunyikan oleh Adit, Ega, dan Tika. Pengakuan mereka malah menjadikan perekat hubungan sahabat antara Adit, Ega, dan Tika.
Lagu Count On Me milik Bruno Mars mengalun santai. Lagu tersebut sangat cocok sekali dengan suasana saat itu dan liriknya mewakili suasana hati ketiga sahabat sejati tersebut. Tika menggandeng tangan Ega dan Adit mengajaknya untuk menari bersama. Lama kelamaan mereka mengikuti ritme lagu tersebut yang santai dan syahdu. Tika merangkul Adit dan mendempetkan kening mereka seperti akan berciuman. Sedangkan Ega merangkul Tika dari belakang. Mereka melangkah kaki ke kiri ke kanan mengikuti irama.
Tiba-tiba Tika melumat bibir Adit yang kemudian direspon oleh Adit. Ketika Ega mengetahui Tika dan Adit sedang berciuman, kemudian ia ikut hanyut dalam alunan lagu lalu mencium leher dan punggung Tika dari belakang. Tika kini berbalik badan lalu gantian merangkul dan mencium bibir Ega. Adit memeluk rapat perut Tika dari belakang dan menyandarkan pipinya dibahu Tika. Mereka semua larut dalam alunan lagu Count on Me milik Bruno Mars.
***
Mereka bertiga kembali ke kamar. Awalnya mereka tertawa lalu berubah meringis cengar cengir. Mereka seolah mati gaya dalam sejenak. Namun kemudian Tika merangkul Ega yang masih berdiri di sampingnya lalu kembali menciumi bibir Ega. Tika berhasil melepas kaos Ega lalu melanjutkan ciumannya. Adit yang duduk di tepi ranjang masih cengar cengir mati gaya melihat sahabatnya ciuman.
Tika memberi respons kepada Adit dengan cara memplorotkan hot pants serta celana dalamnya lalu bokonya di arahkan ke muka Adit. Tika mempersilahkan bokongnya dijamah oleh Adit. Adit langsung menciumi bokong mulus Tika.
Tika berbalik arah, kini ia mengangkat Adit menyuruhnya berdiri. Tika membuka kaos Adit dilanjutkan menciuminya. Ega sibuk merangkul Tika dari belakang seraya menciumi leher serta meremas payudara Tika. Tak lama lalu Tika jongkok di hadapan Adit dan Ega kemudian memplorotkan celana celana pantai mereka. Adit dan Ega menunduk ke bawah bersabar melihat kinerja Tika yang sibuk melepaskan celana mereka. Saat Tika berhasil melucuti pakaian Ega dan Adit, maka tangannya kemudian sibuk mengocok kontol mereka.
Ega dan Adit merem mendongak sambil menelan ludah merasakan kenikmatan servis dari Tika yang kini mulai diemut secara bergantian. Ega dan Adit hanyut dalam permainan sex 3some. Tak sadar Ega dan Adit saling berciuman dengan mesra sambil menutup mata. Tak ada lagi rasa ragu untuk mencium lelaki. Adit dan Ega berciuman mesra sambil menghayati kenikmatan kuluman Tika pada kontol mereka secara bergantian. Mereka bertiga seolah sudah menyatu satu sama lain dalam nikmatnya surga dunia seks bebas yang mereka lakukan.
Tiba tiba henfon Tika berdering nyaring mengganggu aktivitas mereka. Dengan berat hati Tika harus mengangkat telpon dari Andre. Ternyata Tika sudah ditunggu Andre di lobby hotel. Andre akan mengajak Tika menginap di hotelnya. Dengan berat hati Tika harus meninggalkan Adit dan Ega yang keduannya sudah kondisi telanjang bulat. Tika mengenakan celana dalam serta Hotpantsnya lagi lalu meninggalkan Adit dan Ega yang masih tinggi hasratnya.
***
Ega dan Adit sama sama telanjang bulat. Mereka sudah tak kuasa mencegah kepergian Tika. Mereka sangat kecewa. Tampaknya hukum alam sedang berjalan disini. Rasa kecewa Adit dan Ega yang teramat sangat sama seperti yang dirasakan saat Tika saat memperkosa mereka karena mereka klimaks terlalu cepat.
Ega dan Adit saling berpandangan mata dengan kondisi kontol yang masih tegang total. Mereka berpandangan terpaku lalu secara naluriah mereka memejamkan mata lalu kembali saling berciuman. Mereka saling memegang pipi mengelus dada dan menggesek gesekkan kontol mereka. Kini mereka berpelukan rapat sambil melumat bibir sahabatnya.
Baru kali ini mereka bercinta tidak sekedar memenuhi hawa nafsu namun melibatkan hati, perasaan dan cinta. Tampaknya ciuman yang mereka lakukan adalah ciuman ternikmat yang pernah mereka rasakan. Adit dan Ega merasakan hal yang sama, mereka merasakan tulus ikhlas memberi dan menerima apapun kondisi sahabatnya baik kekurangannya maupun kelebihannya. Mereka bercinta tanpa usur paksaan, tanpa ada dominasi. Mereka saling tahu peran masing masing.
Adit membimbing kepala Ega agar turun untuk menjamah kontolnya. Secara naluriah Ega mengocok lalu mengulum kontol Adit. Ega mengemut kontol Adit tanpa rasa jijik padahal kali pertamanya ia mengulum kontol. Dalam permainan blowjob yang mereka lakukan tak ada yang mendominasi dan tidak ada unsur paksaan. Adit menikmati menerima rangsangan yang diberikan Ega, sedangkan Ega ikhlas memberikan rangsangan dan ia pun bernafsu melakukan hal tersebut. Semua berjalan secara natural.
Kemudian Adit membimbing tubuh Ega untuk ditidurkan di ranjang. Ia mengangkat kaki Ega hingga pantat Ega terbuka lebar. Kini Adit yang memberikan rangsangan pada Ega. Ia meraba lembut anus Ega yang kencang lalu mencium pantat Ega tersebut. Aroma badaniah berubah menjadi aroma yang paling nikmat yang dapat membuka cakra hasrat Adit yang paling sempurna. Ia menyapu anus kencang Ega dengan lidahnya lalu menyedot serta memainkannya. Jantung Ega berdegub kencang seolah memompa darah ke ubun ubunnya. Ega mendesah menikmati rangsangan Adit. Ia menggelinjang seolah hasratnya akan mencuat dari ubun ubunnya lalu melayang terbang tinggi.
Kontol Adit sudah mengeluarkan precum tanda untuk segera berkandang. Precum yang licin tersebut secara alamiah membantu memberi pelumas pada anus Ega. Ega tulus ikhlas memberikan dirinya dijamah oleh sahabatnya. Kontol Adit mendesak masuk ke dalam anus Ega. Ega benar benar merasakan setiap detail langkah demi langkah amblasnya kontol Adit ke dalam anusnya. Kali ini persenggamaan yang penuh cinta dan perasaan dapat melawan rasa sakit walaupun pantat Ega masih perawan. Keikhlasan hati Ega membuat otot anusnya tidak berfungsi. Otot anus Ega tidak mengkerut yang dapat mengeluarkan kontol Adit yang berada di dalamnya. Darah bening keperawanan mengalir keluar dari sela sela anus Ega yang sudah mekar karena diselundupi kontol Adit. Darah bening keperawanan menjadi pelengkap penyatuan tubuh antara Ega dan Adit.
Adit membimbing tubuh Ega untuk diarahkan beragam posisi. Mereka menikmati potensi ketubuhan yang penuh syaraf sensitif yang diciptakan Tuhan. Jutaan syaraf sensitif dalam tubuh mereka tak luput diaktifkan hingga menumbuhkan bibit bibit cinta yang terkadang tak masuk di akal.
Adit semakin cepat menggenjot kontolnya. Ia mengeluh panjang lalu memuncratkan benihnya ke pantat sahabatnya, Ega. Bakal benih dari kontol Adit ia tanam di dalam pantat sahabatnya. Sari pati Adit tenggelam ke dalam pantat Ega kemudian diserap oleh tubuh Ega menyatu hingga ke sanubarinya.
Mereka berguling guling sambil berciuman mesra. Sisa energi Adit ia habiskan untuk mengulum kontol Ega. Kini Adit ikhlas memberikan tubuhnya pada Ega. Tak ada unsur paksaan justru Adit menginginkannya. Ega gantian memberikan rangsangan kepada tubuh Adit sebisanya. Namun secara naluriah cara Ega memperlakukan tubuh Adit sangat sensual, tak kalah sensualnya seperti Adit saat menjamah tubuhnya barusan. Walaupun ini pengalaman pertama mereka bercinta dengan sahabat sejatinya namun masing masing tahu peran serta bagaimana memposisikan dirinya. Semua dijalankan oleh naluri mereka.
Ega mengangkat kaki Adit lebar lebar hingga terekspose anus Adit. Ega meraba lembut kemudian melumat anus Adit dengan mesra. Ia memutar mutar lidahnya tepat di anus Adit. Adit menggelinjang menikmati rangsangan yang diberikan Ega. Jutaan syaraf kenikmatan di bibir anus Adit telah diaktifkan oleh Ega. Kini kontol Ega sudah keluar percum tandanya minta berkandang di anus Adit. Kontol Ega berancang ancang lalu langsung bleesss masuk tanpa ada penolakan dari otot anus Adit yang mudah mengkerut. Adit membenamkan mukanya sambil merasakan setiap inchi masuknya kontol Ega yang berotot ke dalam anusnya. Kontol Ega berhasil masuk dengan seksama. Ega dan Adit saling berpandangan dengan mata sayu. Ega mulai menggenjot kontolnya lalu ia melumat bibir Adit dan mereka menyatu malam itu. Gesekan kontol pada dinding anus Adit mengakibatkan keluarnya darah bening keperawanan. Darah keperawanan tersebut sebagai tanda keabsahan persenggamaan mereka berdua.
Seluruh syaraf kenikmatan disekujur tubuh Ega tampaknya sudah terkoneksi hingga tubuhnya seolah menerima kejutan listrik dan ia meledak disertai keluarnya pejuh di dalam anus Adit. Ia menanam bakal benihnya di dalam anus Adit. Akhirnya permainan selesai. Mereka berpelukan dalam kondisi tubuh telanjang yang mengkilat, panas, berkeringat dan lengket. Mereka berciuman menghabiskan sisa sisa energi yang telah dihabiskan saat mengeluarkan saripati mereka kedalam anus sahabat mereka. Kini mereka tidur saling berpelukan menikmati sisa sisa malam indah yang panjang.
Ikatan sahabat yang terlalu kuat hingga menimbulkan benih benih cinta. Bagaimana tidak, Ega dan Adit sudah mengetahui luar dalam dan dapat menerima baik buruk sahabatnya dengan ikhlas. Persetubuhan yang mereka lakukan saat itu seolah mendobrak hukum alam yang dipercayai manusia bahwa jodoh dan cinta sejati hanya untuk laki laki dan perempuan. Tetapi hukum alam tak pernah salah, yang salah adalah perspektif manusia saja. Buktinya kekuatan persahabatan bisa menimbulkan benih benih cinta dan bisa menjalankan naluri mereka untuk bersenggama walaupun mereka belum berpengalaman sebelumnya. Cinta sejati adalah sebuah hal yang nyata bisa hadir kapan saja oleh siapa saja baik laki laki maupun perempuan. Hanya orang orang yang menyalahkan cinta saja yang menganggap bahwa cinta tak ada logika. Karena perspektifnya bahwa cinta hanya dimiliki oleh sepasang jodoh laki laki dan perempuan. Padahal faktanya hal itu salah besar.
***
Pagi itu Adit terbangun. Ia masih telanjang bersama Ega yang masih tidur disampingnya. Ia langsung bangun dan kepalanya langsung pusing dan perutnya mual karena kebanyakan minum tadi malam. Ia segera lari di toilet muntah muntah. Setelah kondisinya agak fit ia kemudian mandi lalu meninggalkan Ega yang masih tidur terlelap. Adit turun ke restoran untuk sarapan.
Tika dan Andre datang langsung menghampiri Adit yang sarapan sendiri. Adit menyambut Tika dengan datar. Disusul oleh Ega yang masih belum mandi yang langsung mengambil sarapan dan duduk di meja Adit. Tika mengabarkan hal gembira bahwa ia akan ke Lombok ikut Andre bersama komunitas backpacker dari Australia. Tika mengajak Adit dan Ega sekalian.
"Maaf Tik sepertinya mama dan papa sudah mengkhawatirkan aku. Aku harus segera pulang." Jawab Ega menolak halus ajakan Tika.
"Yaudah gak papa. Kalo gitu kalian sering seringlah hubungi aku ya, kayaknya aku bakalan cari kerja di Bali aja deh Ga, aku udah bosen sama Surabaya. Mungkin aku akan sekosan sama Icha. Oh iya Andre udah berjanji bahwa ia akan mengajakku liburan ke negaranya. Ntar kalo aku ke Australia kalian bisa maen ke tempatku oke!" Kata Tika. Ia memberikan nomer henfon Icha kepada Ega untuk menayakan kabarnya jika ia sulit dihubungi.
Tika naik ke kamar membereskan barang barangnya. Ia akan segera berengkat ke Lombok mungkin dilanjutkan ke pulau Komodo hingga Flores bersama teman teman Andre. Setelah ia selesai berpelesir ia berniat pulang ke Surabaya untuk pindahan ke Bali mencari rezeki di sini. Ia membiarkan saja urusan kampus yang keleleran tidak peduli ia dengan DO.
Tika memberikan uang hasil jerih payah Adit dan Ega saat itu yang dititipkan padanya. Tika menyerahkan urusan check out hotel pada Adit dan Ega. Tika berpelukan dengan Adit dan Ega lalu ia pergi bersama Andre.
Adit dan Ega merasa kehilangan saat Tika pergi. Mereka mulai tidak nafsu makan. Mereka tidak tahu lagi rencana apa yang akan mereka lakukan setelah ini. Akhirnya mereka putuskan untuk pulang.
Ega dan Adit membereskan barang-barang mereka. Tak ada perbincangan seru lagi di antara mereka. Hati mereka berkecamuk. Pertama, mereka merasa kehilangan Tika sahabatnya. Kedua, hati mereka berkecamuk antara cinta dan hina yang menjadi satu atas hubungan persahabatan Adit dan Ega. Mereka merasa hina saat melakukan persetubuhan tadi malam. Namun perasaan cinta tak dapat dihindari. Akhirnya mereka mengesampingkan cinta dan berjalan pada norma norma yang distrukturkan oleh masyarakat.
***
Setelah mereka berdua pulang, Adit dan Ega langsung memutus hubungan pacar mereka masing-masing yang ternyata merupakan cewek tukang selingkuh. Kabarnya setelah Putri dan Angel diputus oleh Ega dan Adit maka persahabatan Putri dan Angel kemudian hancur. Untuk sementara Adit dan Ega menyendiri dulu untuk menenangkan pikiran mereka karena stress setelah putus dengan pacarnya. Untuk sementara Adit dan Ega tidak berkunjung ke rumah sahabatnya.
***
Acara Prom Night dan perpisahan di SMA 03 Surabaya telah dimulai. Ega menanti Adit di pintu aula tempat pesta perpisahan SMA diselenggarakan secara meriah. Sudah 1 minggu ia tidak bertemu dengan Adit. Ia ingin sekali bertemu. Karena beberapa hari setelah liburan dengannya Ega selalu dibayang bayangi rasa rindu. Ia tak tahu apa yang sedang terjadi dengannya. Ia merasa sangat yakin bahwa Adit juga merasakan hal yang sama seperti ia rasakan. Rasa itu adalah rasa cinta. Ega merasakan jatuh cinta pada Adit. Ia tak ingin membohongi dirinya sendiri, maka dari itu di acara ini ia ingin mengungkapkan perasaan cintanya pada Adit dan melakukan persetubuhan kembali dikesempatan lain.
Band OSIS sudah berkumandang. Musik DJ tamu juga sudah memecahkan suasana. Namun batang hidung Adit tak kunjung muncul. Hingga acara perpisahan yang meriah serta mengharukan telah usai. Adit benar benar tidak datang malam itu. Ega harus ikhlas mengubur rasa cintanya dalam dalam.
***
3 bulan kemudian. Ega dan Adit bertemu kembali di salah satu mall di Surabaya. Pergi minum secangkir kopi di cafe lebih baik daripada membuat alasan untuk menghindarinya. Tampilan mereka kini berubah total, kini mereka semakin dewasa dan terpelajar. Mereka berdua duduk dengan canggung. Adit menanyakan Ega kuliah di mana. Ega menjawab kuliah di Yogyakarta mengambil jurusan Manajemen, orang tuanya yang memaksa kuliah di sana. Kemudian Ega ganti bertanya pada Adit kuliah dimana. Adit menjawab kuliah di Malaysia, University of Malaya ia mengambil jurusan Teknik Sipil, ia juga dipaksa oleh papanya. Kemudian mereka terdiam mati kata karena tak ada topik lagi yang akan dibicarakan.
Tiba-tiba Ega memberi tahukan informasi yang sangat sensitif.
" Kamu ingat Tika?" Tanya Ega pada Adit.
"Tentu saja." Reaksi Adit masih canggung sambil sibuk mengaduk kopinya.
"Ia sudah meninggal saat perjalanan pulang dari Lombok bersama Andre pacarnya. Mereka kecelakaan motor yang dikendarainya." Ega bercerita dengan nada rendah berintonasi ironis.
Adit sangat kaget sambil memandang mata Ega beberapa saat. Ketika Ega memandang matanya, Adit segera membuang pandangannya ke arah kopinya yang masih di aduk aduk. Ia berusaha menyembunyikan rasa syoknya.
"Icha yang memberi tahu ku. Ketika itu aku mau menagih uang tagihan kosan bulanan pada Tika namun ia sulit dihubungi untung saja aku ingat kalau diberi kontak Icha lalu aku menghubungi dia. Dan ternyata yang kuterima berita yang sangat mengejutkan. Kemudian mamaku menguruskan kematian Tika dan memberi tahu pada pihak kampus, akhirnya pihak kampus melacak informasi orang tuanya lalu barang barang Tika yang di kosan diambil oleh keluarganya di Banyuwangi." Cerita Ega dengan nada yang penuh ironis dan berbela sungkawa hingga membuat bulu kuduk berdiri.
Adit mendengarkan Ega sambil menunduk melihat kopinya yang terus diaduk tanpa diminum setetespun. Ia tak bisa bicara lagi. Ia syok setengah mati hingga sulit menelan ludahnya sendiri.
"Apakah ada pesan pesan dari Tika yang disampaikan Icha sebelum Tika meninggal?" Tanya Adit kemudian dengan suara sedikit bergetar.
"Tidak ada." Jawab Ega singkat.
***
Adit mohon pamit karena teman teman komunitas mahasiswa Jawa Timur yang kuliah di Malaysia akan ada pertemuan di cafe Excelco lantai 3. Ia memanggil pelayan untuk membayar semua tagihan namun Ega bersikeras yang membayar tagihannya. Ega masih menunggu di cafe tersebut karena akan akan ada janji dengan pacar barunya seorang mahasiswi muslimah berkerudung panjang kenalannya di kampus. Mereka janjian akan menonton film di bioskop bersama. Lalu Ega dan Adit berdiri, mereka berjabat tangan kemudian Adit pergi duluan. Hingga saat itu, mereka tidak pernah bertemu lagi dan berpisah untuk selamanya...
TAMAT
Baca "Kisah Remaja Biseks" Dari Awal: Cara Ngentot Sepasang Sahabat SMA (Kisah Remaja Biseks) #1
Baca Juga "Cerita Johan: Gay Kampung Di Pesantren" sebuah kisah yang menceritakan kehidupan gay di Pesantren: Keperawananku Direnggut Lik Bambang (Cerita Johan) #1
Baca Juga "Kisah Gay Indonesia Era 80an" sebuah kisah yang menceritakan kehidupan kaum gay di desa terpencil yang masyarakatnya agamis berlatar tahun 1980-an: Nelayan Kampung Terjerumus Dalam Dunia Gay (Kisah Gay Indonesia Era 80an) #1
Baca Juga "Cerita Johan: Gay Kampung Di Pesantren" sebuah kisah yang menceritakan kehidupan gay di Pesantren: Keperawananku Direnggut Lik Bambang (Cerita Johan) #1
Baca Juga "Kisah Gay Indonesia Era 80an" sebuah kisah yang menceritakan kehidupan kaum gay di desa terpencil yang masyarakatnya agamis berlatar tahun 1980-an: Nelayan Kampung Terjerumus Dalam Dunia Gay (Kisah Gay Indonesia Era 80an) #1