Kamis, 16 Februari 2017

Adit Dan Ega Diperkosa Tika (Kisah Remaja Biseks) #4

Pukul sebelas malam Adit, Ega, dan Tika sudah sampai di pelabuhan Ketapang. Mereka tak kenal lelah di dalam kapal ferry mereka masih saja bercengkrama, dan terpingkal-pingkal. Asap rokok Marlboro tak henti-hentinya mereka kepulkan ke udara yang lenyap diterpa angin laut. Penjual tahu petis menjajakan dagangannya, Tika tertarik dan membeli 3 bungkus untuk dimakan bersama teman-teman barunya yang sudah mulai akrab. Mereka menikmati perjalanan kapal ferry yang santai.

Di balkon kapal mereka bertiga bercengkrama seraya makan cemilan tahu petis yang sebenarnya tidak enak namun tetap mereka makan untuk mengganjal perut yang agak kosong. Adit dan Ega dengan penuh semangat mempresentasikan kepada Tika janji suci antarsahabat yang mereka buat dan mereka paruhi. Bahwa 1 mereka berdua tidak boleh menjomblo, jika sampai menjomblo berarti siap-siap dibully lalu dianggap homo. 2 mereka berdua dilarang nyimeng dan ngobat. 3 mereka dilarang selingkuh dengan pacar sahabat masing-masing, kecuali selingkuh dengan orang lain tidak apa-apa. 4 mereka punya jadwal onani bersama walaupun mereka semua sudah pernah ml, onani bersama penting mereka lakukan untuk saling mengikat tali persahabatan. 5 mereka harus membela Timnas, jika membela tim negara lain Seperti Malaysia, Thailand dll berarti dianggap homo, kecuali mendukung Liverpool tidak apa-apa karena mereka berdua BIGREDS (suporter Liverpool Indonesia) sejati. Point 2,3 dan 5 sangat penting di patuhi. Mereka berdua berjanji seumur hidup dan menjaga 5 janji suci antarsahabat yang mereka bikin sendiri.

Tika tersenyum terharu melihat kekompakan kedua sahabat yang kini sudah menjadi teman akrabnya. Tika salut dengan kualitas persahabatannya. Sebuah entitas yang tidak dapat dipisahkan, jika mereka dipisah maka terdapat ketidakseimbangan di antara mereka berdua. Tika sangat iri dengan persahabatan Adit dan Ega karena ia sudah lama tidak punya sahabat. Terakhir dirinya punya sahabat sejati waktu Tika masih SD, namun harus berpisah pada kelas 5 karena ia harus pindah ke rumah neneknya ikut dengan ayahnya karena rumahnya di desa harus di jual untuk harta gono-gini akibat perceraian orang tuanya. Teman kerjanya bernama Shinta rekan sesama LC yang dianggapnya sahabat, kini malah seperti musuh di dalam selimut setelah mengamati kualitas persahabatan Adit dan Ega. Bagaimana tidak Shinta selalu menyimpan informasi jika ada gadun yang butuh teman tidur perempuan. Tika mengetahui sendiri gelagat Shinta yang berusaha mengatur waktu agar bisa menemani om om kaya tanpa bagi-bagi rejeki pada Tika. Setelah tahu persahabatan sejati yang dibangun Adit dan Ega, Tika semakin sadar bahwa di dunia ini banyak sekali competitor-kompetitor handal bermuka dua yang mengatasnamakan sahabat, seperti sahabat-sahabatnya.

Adit, Tika dan Ega duduk berdempetan dengan posisi Tika berada di tengah. Mereka berangkulan membiarkan tubuhnya diterpa angin laut malam di atas kapal ferry yang mengambang ditengah laut antara pulau Jawa dan Bali. Tika seperti ibu yang mengayomi anak-anaknya, Adit dan Ega.

***

Setelah sampai di pelabuhan Gilimanuk Bali ternyata Adit dan Ega sudah tidak mampu menyetir lagi. Mereka berdua sudah capek. Tak ada pilihan lain selain menginap untuk semalam di homestay murah di daerah Gilimanuk yang sepi. Mereka menemukan papan homestay Surya yang belok ke kiri 300 meter dari jalan utama. Mereka check in 2 room standard pada pukul 2 Wita. Seorang bapak tua penjaga hotel terbangun dari tidurnya saat Tika membangunkannya untuk menginap. Tika sangat sungkan membangunkan pria tua renta penjaga hotel tersebut. Ia tidur di bale bengong dengan membiarkan tv yang melihatnya. Dengan sigap dan sedikit terbopoh ia terbangun lalu memberikan kunci kamar yang kosong kepada Tika. Tika, Adit dan Ega langsung menuju kamar masing-masing untuk beristirahat. Mereka semua langsung tidur membiarkan tubuhnya lengket keringat akibat perjalanan jauh.

***

Keesokan harinya, pukul dua siang Ega terbangun ia belum tersadar sepenuhnya. Ia melihat-lihat sekeliling kamar untuk melihat jam dan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 2 siang. Berarti ia tidur hampir 12 jam. Ia membangunkan Adit yang tidur di ranjang single di sampingnya, namun Adit yang seperti kebo sulit dibangunkan jika terlalu kelelahan. Ega membiarkannya, lalu ia mandi. Kepala Ega langsung pening ketika pertama kali disiram air dingin, namun tak begitu dirasakannya.

Ega tau kalau Adit sudah terbangun, walaupun Ega berada di kamar mandi karena didengar dari suara menguap Adit bisa ditebak jika Adit sudah bangun namun masih malas untuk berdiri. Kemudian Ega meneriaki Adit dari dalam kamar mandi. "Bro... mintakan shampo ke Tika dong!" Teriak Ega menggema pada Adit dari kamar mandi.

"Iya sebentar..." Jawab Adit terdengar samar-samar karena masih lemas.

Ega meneruskan mandi santainya yang lama serta boker yang dinikmati. Sementara Adit meminta shampo ke kamar Tika karena disuruh Ega. Ia berjalan lunglai masih lemas hanya mengenakan celana boxer saja menuju ke kamar Tika. Dilihat dari jendela luar tampaknya Tika sudah segar dan selesai mandi. Adit mengetuk pintu kamar Tika lalu masuk. Ia meminta shampo pada Tika. Tika memperhatikan tubuh Adit dengan terpaku. Remaja itu mulai risih karena tubuhnya diperhatikan seperti akan diserang harimau. Tika tak menanggapi tujuan Adit kesini. Tika hanya memanfaatkan kesempatan.

"Coba Dit lepaskan boxermu." Pinta Tika serius.

Tentu saja Adit langsung diam melotot sambil bingung. Ia kaget kalau Tika bicara seperti itu padanya. Adit tetap berdiri terdiam terpaku di hadapan Tika yang duduk dibibir ranjangnya.

Tika menegaskan sekali lagi bahwa ia menyuruh Adit membuka celana boxernya dengan serius. Tika meminta pada Adit bahwa ia tidak usah munafik, jujur saja lebih baik. Tika menebak bahwa Adit mengajaknya liburan pasti ada tujuan yang nakal. Tika menebak dalam perjalanannya ke Bali pasti sudah ada rencana nakal dari Adit dan Ega seperti mengintipnya mandi, mengambil foto dirinya menggunakan bikini secara sembunyi-sembunyi, menjadikannya bahan fantasi onani dll. Tika tak ingin Adit dan Ega bertingkah seperti anak-anak yang baru puber. Ia ingin Adit dan Ega jujur saja. Maka dari itu sekali lagi Tika menegaskan Adit untuk membuka celana boxernya dihadapannya.

Adit merasa malu karena tujuan sebenarnya sudah diketahui Tika. Ia sudah kalah terkena skak mati oleh Tika. Akhirnya ia memplorotkan celana boxernya dihadapan Tika. Kemudian Tika menyuruhnya mengocok kontolnya sendiri. Adit menuruti saja permintaan Tika. Tak lama kontol Adit sudah ngaceng karena hormon testosteron masih tinggi karena ia baru bangun tidur jadi dirangsang sedikit langsung ngaceng. Setelah konak ia menghentikan kocokannya untuk diperlihatkan pada Tika.

"Iya betul seperti itu, emmm ternyata Ega bohong ya! Katanya kontolmu kalau konak sedikit bengkong ke kiri, tapi ternyata bengkongnya ke kanan." Pernyataan Tika terlihat santai seperti menahan gejolak seksualnya. Adit diam saja.

"Apakah bisa ini dimasukkan ke mulutku?" Tanya Tika pada Adit. Adit tetap saja terdiam berdiri terpaku di hadapan tika dengan telanjang bulat serta kondisi kontolnya yang sudah tegak berdiri.

"Coba sini masukkan ke mulutku..." Tika mulai merangsang menggoda. Kini Adit menurutinya.

Ia maju beberapa langkah ke depan mendekati Tika yang sedang duduk di bibir ranjang. Tika melahap kontol Adit yang sudah mengacung di depan mukanya. Tika memaju mundurkan kepalanya untuk memberi rangsangan kenikmatan pada kontol Adit. Adit mendesah menikmati permainan Tika. Adit ingin lebih liar lagi karena ia sudah hampir melayang. Kini tangtop Tika diepaskan oleh Adit kemudian bra-nya. Tika memplorotkan hot pants bermotif bunga kamboja ala Bali beserta celana dalamnya hingga ke pahanya. Adit langsung menindihnya menciuminya, meremas buah dadanya, meraba memeknya dengan ganas. Tika sedikit berteriak akibat ulah Adit yang meledak-ledak, namun ia menyukai Adit yang beringas. Kini mereka berdua melakukan penetrasi. Kontol Adit langsung dimasukkan ke dalam lobang memek Tika. Adit menggenjot dengan beringas sambil menciumi bibir Tika.

Tiba-tiba Ega masuk ke kamar Tika dengan menggunakan handuk yang dililitkan di pinggangnya. Ia ingin meminta shampo. Betapa kagetnya ia setelah memergoki Tika dan Adit ngentot dan membiarkan pintu kamarnya terbuka. Ega mundur dengan seksama. Ia meninggalkan mereka berdua yang sedang menikmati surga dunia. Ia merasa seperti terbuang dalam ikatan persahabatan antara Adit, Tika dan dirinya. Ia merasa dihianati oleh Adit sahabat sejatinya. Pikirannya kalut. Ia segera menenangkan diri untuk duduk di kantin homestay setelah menggunakan celana kolor.



Tika dan Adit tak menyadari kehadiran Ega. Mereka masih asik ngentot dengan beringas yang membabi buta. Namun keberingasan Adit tak memikirkan kepentingan Tika. "Akkkhh.... aakk.. aku... mmauu keluar... akkhh... uwenakk tenaaan...." keluh Adit merasakan klimaksnya. Croooott.... crooottt.... crooot... crooott... croooott....crooot... Ia membuang pejuhnya di perut Tika tanpa memberikan kesempatan Tika klimaks juga.



Tika menelan ludah dan menghela nafas bersabar atas kekecewaannya karena tak diberi kesempatan klimaks juga. Adit benar-benar minta maaf kepada Tika karena tidak bisa menjadi lelaki sempurna dihadapannya. Tika hanya menganguk-angguk tanda ia memaafkannya. Tika menghela nafas panjang dan menghembuskan serta berusaha membuang rasa kecewanya dari hembusan nafas panjang yang dibuangnya. Tika memeluk kepala bocah remaja itu yang ditempelkan di toketnya. Sambil berkata, "Hahh.... iya tidak apa-apa."

***

Adit kembali ke kamarnya. Ia tidak melihat Ega di kamarnya, kemudian ia memakai kamar mandi yang tadi tertutup karena dipakai Ega. Setelah mandi ia ke depan menyulut rokok dan melihat punggung Ega di lobi sedang melihat tv. Adit menghampirinya. Dari belakang Adit menyapa Ega, namun Ega tak menoleh dan merespon sapaan Adit. Ega terus nonton tv sambil melanjutkan makan indomie goreng instan serta telur ceplok yang dibelinya di kantin homestay. Adit tetap sok akrab dengan merebut mie instan milik Ega. Ega mencueki aksi Adit hingga membuatnya kurang nyaman. Ega tidak mau makan lagi mie instan bekas Adit walaupun Adit hanya makan sesuap. Ega tetap tidak merespon Adit, ia melihat tv tanpa menghiraukan kehadiran Adit.

Adit merasa ada hal aneh pada Ega. Biasanya jika di rumah mie instan jadi rebutan, namun yang ia rasakan Ega sangat dingin. Adit juga merasakan hal aneh karena Ega tidak tidak pernah jijik makan mie instan sepiring berdua denngannya. Adit menjadi salting kemudian terdiam dan melihat tv bersama. Adit benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi.

"Aku pernah ngentot bareng Angel. Maafkan aku sobat kami selingkuh dibelakangmu." Kalimat yang jujur keluar dari mulut Ega secara tiba-tiba.

Sontak Adit kaget bukan kepalang. Ia terdiam namun amarahnya masih bisa ditahan oleh sikap diamnya. Kepalanya memanas seolah akan meretakkan ubun-ubunnya. Giginya menggeretak dan siap bertengkar saat itu juga. Namun tiba-tiba Tika datang lalu memesan makanan kemudian duduk di table tempat Ega dan Adit duduk. Tika duduk menyapa Adit dan Ega dengan santai seperti tidak ada apa-apa.

Ega tetap diam matanya terpaku pada televisi di lobby namun menerawang jauh menembus televisi. Adit masih menahan emosi ingin meledak-ledak. Tika memperhatikan mereka berdua yang tiba-tiba aneh, namun ia tetap diam sambil menunggu makanannya datang.

"Kapan hal itu kau lakukan?" Tanya Adit pada Ega dengan nada amarah yang tertahan.

"Bulan Desember lalu waktu kita liburan natal di Singapore." Jawab Ega merasa tidak enak seraya memandang Adit sejenak lalu membuang muka tertuju pada arah televisi lagi karena ia tidak berani memandangnya terlalu lama.

Tika terus memperhatikan mereka berdua. Ia tahu bahwa ada masalah diantara Adit dan Ega, namun ia tidak mencari tahu apa yang sedang terjadi. Tika hanya berusaha mencairkan suasana.

"Eh bro, tadi aku tanya ke resepsionis ternyata kita gak bisa check out hari ini soalnya udah kena charge artinya kita harus bayar 2 malam. Kita check out besok aja ya. Tapi inget jangan molor lagi pokoknya sebelum jam 12 kita harus meluncur ke Denpasar. Sebaiknya sih habisnya kita sarapan langsung berangkat." Kata Tika berusaha mencairkan suasana.

Tidak ada reaksi dari Ega dan Adit. Malah Ega meninggalkan Tika dan Adit menuju ke kamar. Saat Ega pergi, Adit ingin sekali mengumpatinya namun ia tahan karena ada Tika bersamanya. Akhirnya Adit membiarkan kepergian Ega. Adit sedikit mereda ketika sudah tidak ada sosok Ega sahabat yang ternyata musuh di dalam selimut itu. Akhirnya Adit makan berdua bersama Tika namun ia tidak bercerita antara masalahnya dengan Ega, baginya Tika tidak perlu tahu masalah intern tersebut. Tika pun tahu sebenarnya diantara Adit dan Ega sedang ada masalah namun ia tidak mengungkit masalah yang sepertinya sangat sensitif tersebut.

***

Malam telah larut tampaknya Tika sudah lelah menemani Adit menonton tv di lobby. Ia pamit untuk kembali ke kamarnya. Sebenarnya Adit sangat malas pergi ke kamarnya karena akan bertemu dengan Ega bajingan bermuka dua itu, namun apadaya masalahnya harus ia selesaikan. Lalu Adit juga kembali menuju kamarnya.

Adit masuk kamar. Ega berbaring di kasur sedang merokok dan terlambat untuk berpura-pura tidur karena sudah ketahuan Adit kalau ia sedang merokok. Adit masih memendam emosinya yang belum terluapkan.

"Kenapa kau tidak tidur dengan Tika saja?" Tanya Ega dengan santai.

"Bangsat kau, kamu ngusir aku ini juga kamarku cuk...!!" Bentak Adit yang sensitif.

"Bukannya kalian berdua udah ngentot tadi siang, kenapa enggak dilanjutkan malam ini?!" Sanggah Ega.

"Anjing kamu Ga! Kamu mau mengalihkan masalah kita hah? Masalah kita belum selesai njing!"

"Iya maafkan aku sobat..." kata Ega benar-benar memohon.

"Kamu udah ngentot berapa kali sama Angel?"

"Satu kali Dit."

"Bohong! Bajingan kayak kamu pasti udah sering ngentoti pacarku. Ngaku kamu bangsat!"

"Sumpah Dit, kami benar-benar khilaf waktu itu. Maafkan aku sobat. Kami pun sudah tidak pernah komunikasi lagi walaupun sedang bertemu di suatu tempat. Kami malah cenderung menghindar jika bertemu karena aku lebih mementingkan persahabatan kita, dia pun juga lebih mementingkan sahabatnya Putri karena juga menjaga rahasia dari Putri dan kamu."

"Anjiiiing... sekarang kalo kamu benar-benar minta maaf sekarang juga kamu sujud dihadapanku. Ayo sujud sini."

Adit sudah benar-benar meluapkan emosinya yang terpendam sejak tadi sore. Ia teriak-teriak di kamar tanpa sungkan. Ia menyuruh Ega untuk berlutut di hadapannya. Ega sedikit bimbang karena merupakan pelecehan paling sara antarsahabat itu. Minta maaf sambil berlutut lalu kepalanya rela didorong dengan telapak kaki lawan merupakan cara minta maaf yang paling rendah derajatnya hingga seperti melakukan pelecehan lebih rendah dibanding pelecehan seksual. Akhirnya Ega melakukan juga perintah Adit karena ini merupakan saru-satunya penebus dosa untuk memperbaiki persahabatan lagi. Ega berlutut pasrah di hadapan Adit, lalu dengan emosi Adit mendorong kening Ega hingga terhempas ke belakang. Adit sudah tidak mau tahu lagi tentang betapa sakit hatinya Ega karena sudah dilecehkan oleh Adit untuk pertama kali seumur hidupnya. Adit melangkah ke ranjangnya tidak menoleh ke arah Ega terhempas sedikitpun. Adit langsung menarik selimut lalu merapatkan matanya berusaha untuk tidur.

***

Esok paginya Adit, Tika dan Ega check out homestay terpencil di pinggiran jalan poros utama yang sepi. Mereka melanjutkan perjalanan menuju Denpasar. Tidak seperti biasanya, dalam perjalanan tidak ada lagi guyonan yang konyol dan heboh. Mereka semua saling diam, murung, termenung dan ngelamun. Tika yang tidak tahu apa-apa sampai terbawa suasana karena tak dapat mengatasi mencairkan suasana.

Tika duduk di depan, Adit menyetir di samping Tika, dan Ega duduk di belakang Adit. Di dalam perjalanan selain diam Ega selalu pemperhatikan secara sembunyi-sembunyi Tika dan Adit yang duduk di depannya. Pada awalnya Tika dan Adit tidak menyadari jika diperhatikan Ega, namun kemudian Adit baru menyadari hal tersebut. Kemudian Adit sok mesra dengan memegang tangan Tika seperti sepasang kekasih. Adit memamerkan hubungannya dengan Tika pada Ega. Awalnya Tika santai saja dengan perbuatan Adit yang tiba-tiba menggandeng tangannnya, namun setelah disadari ada motif lain dibalik itu semua. Tika mulai sadar bahwa Adit sok pamer pada sahabatnya Ega. Tapi Tika bukan milik Adit saja dalam perjalanan tersebut, kebebasan Tika juga milik Ega, milik semua. Tika merasa ada suatu ketidak seimbangan dari entitas persahabatan Adit dan Ega. Ia merasa ketidak seimbangan karena ada dia. Maka Tika harus memperbaiki keadaan. Setelah Tika mencoba ngentot dengan Adit kemaren, kini ia harus ngentot dengan Ega agar semua adil. Tika tidak tahu mungkin saja Adit bercerita kepada Ega tentang persetubuhan dengannnya hingga membuat iri Ega. Mungkin jika Tika ngentot dengan Ega semua bisa mengembalikan suasana.

Tika memperhatikan Adit dan Ega yang tampaknya ada gap diantara mereka. Tika pelepaskan genggaman tangan Adit melangkah ke belakang. Adit sedikit bingung dengan kelakuan Tika, ia sedikit menghalangi langkah Tika dengan menghalau menggunakan tangan kirinya yang menghadang berpegang pada jok di kirinya, namun Tika tetap melangkah.

"Mau kemana kamu Tik?" Tanya Adit butuh kejelasan.

"Kamu kan sudah Dit, sekarang giliran Ega." Jawab Tika enteng.

Tika tetap menerobos tangan Adit yang berusaha menghalanginya. Adit sedikit bingung kelakuan Tika namun tetap memacu mobilnya. Ega tambah bingung lagi, namun ia tetap diam pasrah tak bereaksi.

"Ayo ga lepaskan pakaianmu kita bersenang-senang di sini." Kata Tika sambil membuka kaosnya dipangkuan Ega dan saling berhadapan.

Tika yang sudah menghempaskan kaosnya yang tinggal menggunakan bra saja kemudian menciumi bibir Ega. Ega menelan ludah, masih bingung dan tidak percaya, apa yang harus ia lakukan. Ia juga tidak membalas ciuman Tika yang sudah sangat bersemangat. Tika membukakan kancing kemeja Ega yang bermotif bunga sepatu khas Hawaii. Adit sudah tidak bisa konsentrasi menyetir lagi gara-gara sering melihat ulah Tika dari kaca spion tengah. Kemudian Adit banting setir ke kiri di arahkan di kebun kelapa yang sepi di poros jalan utama daerah Tabanan. Ia menghentikan mobilnya di sana lalu meninggalkan mereka berdua bersenang-senang tanpa dirinya. Tika dan Ega sudah tidak peduli lagi pada Adit yang membiarkannya mereka ngentot di dalam mobil di ladang kelapa yang rimbun.

"Bangsat aku bukan sopir kalian njing!!" Umpat Adit seraya menggondol rokok Marlboro lalu keluar dan membanting pintu kemudian menjauh dari mobilnya lalu duduk sendirian di bawah pohon kelapa sambil merokok.

Ega dan Tika sudah tidak peduli lagi, mereka berdua mulai asik bercinta hingga suasana mulai memanas. Tika yang duduk di pangkuan Ega terus menciumi mulut Ega. Ega tak mau kalah, kini ia berhasil melepaskan BH Tika lalu meraba-raba toket Tika sesekali memlintir putingnya. Lalu Ega menciumi toket Tika yang sangat empuk dan menggairahkan lalu ia menenggelamkan wajahnya di sana.

Mereka berdua kini berganti posisi, Tika di tidurkan agar Ega bisa bebas memplorotkan hotpants dan celana dalam Tika. Ega berhasil memplorotkan hotpants dan celana dalam Tika dan membiarkan tersangkut di betis kirinya. Ega sudah tidak sabar ingin mencipoki memek Tika yang mulus. Tika mengeluh atas perlakuan Ega yang lihai memainkan memeknya. Tika juga mengelus-elus itilnya sendiri membantu merangsang gairahnya agar dirinya cepat memuncak.



Adit masih kesal karena merasa dicampakkan oleh kedua sahabatnya. Ia duduk jongkok rokokan sambil melempari batu ke depan. Ia merasa sendiri dan bosan karena tidak tahu harus melakukan apa. Kemudian ia penasaran apa yang sedang terjadi pada mereka di dalam mobilnya. Ia mengintip ke arah mobilnya sambil berusaha memanjat pohon kelapa yang menjadi sandarannya. Namun ia terpeleset yang membuatnya jatuh akibat ulah konyolnya yang seperti anak SMP yang mengintip teman perempuannya ganti baju olahraga di toilet sekolah. Ia merasa bodoh atas kelakuannya sendiri. Ia meneruskan hisapan rokoknya.

Ega sudah tidak tahan lagi ingin memasukkan kontolnya ke lubang memek Tika. Ia melumuri kontolnya dengan liurnya lalu langsung menancapkan begitu saja. Tika dan Ega mulai mendesah di dalam mobil. Ega menggenjot memek Tika dengan beringas menggunakan kontolnya. Tak lama kemudian Tika dibopong Ega untuk memangkunya seperti posisi awal mereka ciuman. Lalu Tika memasukkan kontol Ega ke memeknya dari atas. Tika menggoyang-goyangkan pinggulnya untuk memberi sensasi kenikmatan pada kontol Ega. Servis Tika yang sangat menggairahkan malah membuat Ega melambung tinggi ke angkasa hingga membuatnya hampir klimaks. Hingga akhirnya Ega tak sengaja menumpahkan pejuhnya ke dalam memek Tika.



"Akkhh.... Tikkkaa... akku... keluar... ahh... shhh..." keluh Ega sambil memeluk Tika rapat-rapat seraya membenamkan wajahnya di toket Tika.

Crooott.... crooottt..... croooott.... crroooot.... crooottt.... crrrooott...

Enam kecrotan ia semburkan dalam memek Tika. Tika membiarkan memeknya dibasahi pejuh remaja ingusan tersebut. Tika malah merapatkan pelukannya namun dalam hatinya sangat kecewa karena dirinya tidak diberi kesempatan memuncak dan harus berhenti di tengah permainan. Namun Ega tidak tahu betapa bergejolak hati Tika seorang perempuan dewasa dipangkuannya tersebut. Ia tidak tahu betapa kecewanya dia. Namun ia tahu kalau dirinya salah karena tidak bisa memuaskan Tika. "Haaah.... Tika... ak... aku minta maaf..." kata Ega tersenggal-senggal mengatur nafas dalam pelukan Tika.

"Tidak papa Ega, its okay nggak papa..." hibur Tika sambil mengelus rambut Ega. Tika kembali menghambuskan nafas panjang sambil merem penuh kesabaran. Sudah dua kali ia dikecewakan oleh remaja-remaja tengil sahabat barunya yang merasa dewasa, paling keren dan sok jagoan.

***

Tika menghampiri Adit yang duduk termenung sambil menghembuskan rokok di bawah salah satu pohon kelapa di ladang sepi tersebut. Ia duduk di samping Adit seraya menghiburnya agar tidak ngambek.

"Ayolah Dit, bukankan itu yang kalian inginkan? Mengajakku pergi ke Bali untuk ngentoti aku, melihatku pakai bikini di pantai, dan mengintip aku ketika mandi? Aku sudah memberikan semua sebelum kalian minta! Ayolah Dit jangan seperti anak kecil yang mengedepankan ego kalian masing-masing."

Adit tetap tidak merespon. Ia duduk termenung sambil terus menghisap rokoknya.

"Aku memang bodoh! Andai saja waktu bisa kuputar kembali. Aku tak akan mengacaukan hubungan persahabatan kalian. Mungkin kalau aku tidak ikut serta dalam perjalanan liburan kalian maka kalian akan damai selamanya. Seharusnya aku tidak bertindak seperti itu pada kalian. Aku telah menghancurkan persahabatan kalian. Maafkan aku ya Dit." Kata Tika kepada Adit yang sangat menyesali perbuatannya.

Adit mulai melunak, ia mau kembali melanjutkan perjalanan setelah dibujuk Tika.

***

Kini giliran Ega yang menyetir. Tika berada di depan di samping Ega. Sedangkan Adit duduk di belakang. Kereka semua terdiam. Tika lebih menikmati perjalanan dengan menikmati hembusan angin perjalanan yang menerpa mukanya yang masuk dari jendela mobil hingga mengibarkan rambutnya. Namun Adit yang berada di belakang terdiam dan terlihat bimbang dan galau seperti menunggu antrian di ruangan klinik dokter gigi.



"Aku juga. Maafkan aku Ga." Kata Adit tiba-tiba.

"Kamu kenapa Dit?" Tanya Tika sambil menoleh ke belakang yang diikuti oleh Ega yang melihat dari pantupan kaca spion tengah.

"Aku juga pernah meniduri pacarmu, Putri." Jawab Adit kemudian.

"Hah kok bisa? Serius?" Kata Tika mencampuri urusan mereka.

"Dia juga pernah meniduri Anggel Tik!" Bentak Adit kemudian.

Tika terdiam. Suasana menjadi hening sejenak.

"Kapan kamu melakukannya?" Tanya Ega kemudian yang tidak percaya atas pengakuan Adit sahabatnya.

"Sepulang dari bandara setelah kami mengantarkanmu ke bandara ketika kamu dan Angel liburan ke Singapore Desember lalu."

"Tidak mungkin. Putri seorang cewek yang setia. Tidak mungkin ia main sama orang lain kecuali aku." Kata Ega menghibur dirinya namun suaranya yang bergetar dengan intonasinya yang menahan emosi tak dapat disembunyikan.

"Maafkan aku Ga!" Ujar Adit menyesali perbuatannya.

"Lantas bagaimana janji suci antarsahabat yang kalian buat sendiri? Ingat nomer 3 dilarang selingkuh dengan pacar sahabat masing-masing, kecuali selingkuh dengan orang lain. Ingat itu guys!" Ujar Tika berusaha mendamaikan masalah mereka berdua.

"Janji suci antarsahabat keparat!!! Lupakan itu semua!!" Bentak Ega menggetkan Tika dan Adit.

Ega menghentikan mobil yang dikendarainya di pinggir jalan secara mendadak lalu keluar dan membuka paksa pintu belakang tempat Adit duduk terdiam di sana. Ega benar-benar meledak sambil melempari sumpah serapah pada Adit. Ia menggedor-gedor sambil meludahi jendela mobil menyuruh Adit keluar yang akan dihajarnya habis-habisan. Adit tetap berada di dalam mobil sambil mengacungkan jari tengahnya kepada Ega. Tika keluar menghalau emosi Ega namun Ega mendorongnya hingga Tika tersungkur. Tika sangat emosi atas perlakuan Ega yang mendorongnya.

"Kalian berdua memang babi! Anjing! Kalian tidak berbeda seperti hewan. Kalian yang ku anggap cerminan sepasang sahabat sejati ternyata sama saja seperti musuh dalam selimut! Kalian menghianati janji suci persahabatan yang kalian buat dan kalian langgar sendiri. Kalian mementingkan ego masing-masing tidak mau tau kondisi orang lain. Kalau begitu cukup di sini saja kita berpisah! Dan sebaiknya kalian juga berpisah karena kalian juga musuh! Aku akan pulang ke Surabaya naik bus dan jangan harap aku mengingat kalian lagi. Betapa bodohnya aku pergi sama kalian sama seperti merawat bocah ingusan yang tengil sok dewasa dan merasa paling keren sedunia. Fuck!!!" Tika mengumpat sambil membuka bagasi belakang lalu membawa tas ranselnya. Ia pergi menjauh meninggalkan Adit dan Ega.

"Lihat ini gara-gara kamu cuk!" Kata Adit menyalahkan Ega sambil melihat Tika yang sempoyongan membawa tas ransel berjalan menjauh.

"Salah aku hah? Kamu bilang ini semua salahku? Anjing! Ini gara-gara kamu yang meniduri pacarku. Kau telah merusak persahabatan kita. Bangsat!" Umpat Ega yang menendang nendang ban mobil belakang tanpa merasakan sakit pada jemari kakinya. Ia juga meludahi kaca mobil yang terdapat bayangan Adit sekali lagi lalu menggedor gedor jendelanya lagi.

"Kamu tidak pantas marah seperti ini Su! Karena sekarang kita sudah impas. Kamu sudah meniduri Angel dan juga pernah merasakan ngentot Tika. Begitu pula aku sudah pernah ngentot Putri dan Tika. Kita impas. Tidak ada lagi iri-irian lagi." Kata Adit yang mulai berpikir jernih.

"Bangsat kau! Sekarang kamu keluar. Kamu berlutut dihadapanku seperti yang kau lakukan padaku tadi malam. Ayo sini!"

"Oke oke aku mau melakukannya tapi kamu harus menjauh jangan sampai kau menyentuh aku." Kata Adit yang agak takut jika tangan Ega menjadi ringan lalu memukulinya.

"Iya iya aku tidak akan menyentuh kamu! Ayo cepat keluar!" Bentak Ega yang kemudian sedikit menjauh dari pintu mobil memberi ruang gerak Adit yang akan keluar.

Adit keluar lalu berlutut dan melebarkan tangangannya seraya meminta maaf pada Ega. Awalnya Adit berlutut satu kaki lalu meminta maaf dengan tidak ikhlas karena segera ingin menyudahi adegan tersebut. Namun Ega memaksanya untuk mengulagi lagi. Ega menuntut Adit minta maaf padanya dengan memakai kedua lutut lalu menendang kening Adit hingga tersungkur seperti yang telah Adit lakukan padanya semalam di homestay.

Setelah itu Ega membiarkan Adit tersungkur lalu segera kembali menancap mobil yang dikendarainya. Adit segera menyusul masuk ke mobil. Ega menyusul Tika yang sudah berjalan jauh sambil terpontang panting membawa ransel beratnya. Ega memelankan laju mobil yang dikendarainya yang disamakan dengan kecepatan jalan kaki Tika.

"Tika maafkan kami, kami yang salah. Ayolah masuk ke mobil. Pliss!" Ujar Ega memohon.

"Iya Tik maafkan kami, masuklah ke mobil. Lihat kami sudah berdamai kembali. Ayolah Tik."

Tika terus saja berjalan tidak peduli mobil Honda City membuntutinya di sampingnya.

"Kami akan nurut sama kamu deh. Kini kamu yang hadi leader kami deh! Ayo dong Tik!"

Tika mulai luluh. Ia menghentikan langkah kakinya yang diikuti oleh berhentinya laju mobil yang perlahan mengikutinya dari samping. Sebelum masuk mobil ia menegaskan sekali lagi dan meminta penjelasan kalau bahwa apakah benar Adit dan Ega benar-benar berdamai. Mereka berdua mengatakan, "Iya kami sudah berdamai." Lalu Tika mau masuk ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan. Ega menancapkan gas melanjutkan perjalanan menuju Denpasar.

***

"Oke peraturan pertama, jangan sekali kali kalian menggangguku, mengintip aku mandi, horni ketika aku memakai bikini di pantai, dan mengendu-endus seperti anjing pada tibuhku ketika aku sedang berjemur. Kedua, jangan bercinta denganku lagi, terserah jika kalian mau berhubungan badan berdua seperti homo. Ketiga, keuangan aku yang mengatur. Keempat, tempat makan dan destinasi tujuan berlibur aku yang menentukan. Kelima, aku akan menggunakan keahlianku untuk mendapatkan uang untuk kita hidup bertiga, tapi aku akan menuntut kalian untuk bekerja sama agar kalian juga bisa menghasilkan uang, terserah kalian mau jual kontol atau nyuci piring di warung terserah kalian, yang penting kalian juga bisa menghasilkan duit untuk biaya hidup kita. Peraturan terakhir yaitu tidak ada yang membantah aturan yang kubuat karena aku adalah leader disini. Mengerti!?" Ujar Tika memaparkan argumennya.

Ega dan Adit dengan terpaksa menyetujui aturan main yang dibuat Tika. Tapi mereka kurang yakin dengan aturan Tika nomer 5, pasalnya mereka berdua adalah anak yang dimanja orang tuanya yang masih belum mampu menghasilkan duit sendiri selain minta kepada mama. Tapi apadaya mereka tanpa Tika pasti akan terpecah belah karena Tika mempunyai sifat pengayom dan pemersatu persahabatan yang hampir diujung tanduk. Ega dan Adit masih membutuhkan Tika, mereka menyetujui aturan main Tika sebagai leader mereka.

***

Perjalanan mereka masih panjang, sementara uang mereka semakin menipis. Uang mereka untuk membeli bensin dan makan yang tidak dapat terelakkan harus ikhlas dikeluarkan. Sedangkan biaya tidak terduga seperti menginap di homestay apalagi kena denda charge karena terlambat check out maka harus membayar 2 malam yang seharusnya 150 ribu dua kamar satu malam, membengkak menjadi 300 ribu akibat ulah mereka yang bangun molor. Hal tersebut akan menjadi pelajaran bagi Ega, Adit, dan Tika agar tidak terulang di kemudian hari.


Cerita Selanjutnya Baca: Berondong Straight Diperawani Gadun Gay Di Bali Joe Club (Kisah Remaja Biseks) #5



Baca "Kisah Remaja Biseks" Dari Awal: Cara Ngentot Sepasang Sahabat SMA (Kisah Remaja Biseks) #1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar